SMP Mutuba Sambut Kurikulum Merdeka, Dihadiri Pengawas Dinas Pendidikan Lamongan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Kurikulum merdeka yang saat ini sedang trending di kalangan satuan pendidikan disambut oleh SMP Muhammadiyah 1 Babat (SMP Mutuba). Pelaksanaan Pembinaan Implementasi Kurikulum Merdeka dihadiri Pengawas SMP Dinas Pendidikan Lamongan dan Dikdasmen PCM Babat, Selasa, 22 Maret 2022

Kepala SMP Mutuba M. Sande Ariawan SPd mengucapkan terima kasih kepada Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan yang telah memberikan Pembinaan Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Mutuba. Ucapan terima kasih juga dihaturkan kepada jajaran majelis Dikdasmen PCM Babat yang turut serta memberikan pendampingan selama kegiatan pembinaan ini.

Menurut Sande Ariawan sebagai kurikulum baru, tentu banyak hal yang perlu diadaptasi oleh para guru agar kedepannya SMP SMP Mutuba memiliki kesiapan dalam melaksanakan kurikulum merdeka.

Lanjutnya, kegiatan Pembinaan ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah pemahaman guru di SMP Mutuba tentang teknis dan kebijakan yang ada dalam kurikulum merdeka.

“Untuk itu para guru SMP Mutuba harus siap menyambut implementasi Kurikulum Merdeka yang akan diberlakukan tahun pelajaran 2022 – 2023,” jelas Pelatih Seni Beladiri Tapak Suci ini

Suwaji, SPd Ketua Majelis Dikdasmen PCM Babat menyampaikan dalam sambutannya di hadapan para guru SMP Mutuba. Meskipun Kurikulum Merdeka sedang menjadi tranding topik tetapi Lembaga Pendidikan Muhammadiyah terutama SMP Mutuba harus siap untuk menerapkannya.

“Oleh karena itu Majelis Dikdasmen PCM Babat siap memberikan dukungan sepenuhanya kepada SMP Mutuba untuk mempersiapkan diri dan mengimplementasikan kurikulum baru yang dicanangkan oleh Mendikbud ini,” pungkasnya

Hadir memberikan Pembinaan dan Implementasi Kurikulum Merdeka Pengawas SMP dari Dinas Pendidikan Lamongan yakni Jumaidi, SPd, MPd dan Dra Nanik Susmiati, M.Pd.

Pengawas SMP Dinas Pendidikan Lamongan ini menjelaskan tentang Kurikulum Prototipe yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Prototipe, untuk sekolah dasar, terdapat pemisahan antara mata pelajaran IPA dan IPS. Sedangkan, pada Kurikulum Prototipe, kedua mata pelajaran ini digabung menjadi satu mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Tujuan sebagai persiapan ketika siswa melanjutkan pendidikan di level sekolah yang lebih tinggi

“Kurikulum Prototipe pembelajaran mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Di sini, para pelajar, baik siswa maupun mahasiswa dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya,” pungkas Jumaidi

Reporter : Fathurrahim Syuhadi