Christian Kent : Sebagai Forum BUMDES Indonesia, Kami Siap Berdiri di Garda Terdepan Bersama Pemerintah

Listen to this article

JAKARTA lintasjatimnews – Sejatinya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi program unggulan Presiden Prabowo Subianto bertujuan untuk mewujudkan generasi unggul dengan meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil yang berfokus pada pengentasan malnutrisi dan stunting, penyediaan asupan gizi yang sehat dan seimbang, serta penguatan kualitas sumber daya manusia untuk masa depan Indonesia yang lebih maju, terciderai dengan maraknya kasus ribuan siswa keracunan.

Menurut Christian Kent, Sekretaris Jenderal Forum BUMDes Indonesia (FBI), menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus ini dan mengungkapkan persoalan ini menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama agar program MBG sesuai dengan apa yang diharapkan Prabowo Subianto.

“Pertama-tama saya secara pribadi dan lembaga FBI sangat prihatin terhadap kasus ini. Menurut saya, ini menjadi PR kita bersama, terlepas ada dugaan ini rekayasa atau bukan, sebaiknya semua pihak lakukan evaluasi agar program unggulan Pak Prabowo bisa berjalan sesuai harapan,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (27/9/2025).

Masih, pria yang akrab disapa Kent ini menuturkan, bahwa program MBG harus dipandang sebagai investasi kecerdasan jangka panjang bangsa, bukan sekadar pemberian makan gratis.

“Dapur MBG harus menjadi dapur masa depan, yang dikelola dengan standar keamanan pangan, tenaga terlatih, serta sistem pengawasan modern agar setiap porsi yang sampai ke tangan rakyat benar-benar sehat, aman, dan bergizi,” tuturnya.

Pemuda kelahiran Jogyakarta, Jawa Tengah ini menegaskan bahwa pihaknya siap berdiri di garis depan bersama pemerintah dan atau Badan Gizi Nasional (BGN) dalam melakukan perbaikan sistem.

“Kami, sebagai Forum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Indonesia siap berdiri di garda terdepan bersama pemerintah dalam melakukan perbaikan sistem, agar MBG tidak dijadikan alat kelompok kepentingan yang ingin berupaya menjatuhkan kewibawaan Pak Prabowo,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan solusi alternatif perbaikan sistem MBG sebagai upaya langkah antisipasi terulang kembali kasus keracunan makanan pada siswa.

“Dari hasil diskusi kami beberapa hari lalu, kami menyimpulkan solusi tepat guna untuk atasi persoalan ini.

Pertama adalah, membentuk SPPD (Satuan Pengawas Pangan Desa). Kedua, standardisasi nasional dapur MBG berbasis SOP dan sertifikasi,” paparnya.

Selain itu, ia menambahkan perlunya pelatihan masak dan quality control, serta penerapan teknologi berbasis digital dan transparansi.

“Kemudian, yang Ketiga perlunnya pelatihan tenaga masak, penyelia halal dan quality control di desa-desa. Dan terakhir atau yang keempat adalah, penerapan teknologi monitoring berbasis digital dan IoT untuk memastikan transparansi kualitas dan akuntabilitas,” tambahnya.

Pihaknya juga menilai, agar pemerintah melibatkan BUMDes, karena MBG tidak hanya untuk meningkatkan sumber daya manusia, tapi juga sebagai basis pertumbuhan ekonomi baru di pedesaan.

“Kami berharap, agar Pemerintah memperkuat BUMDes untuk menjadi team kerja, Pengawas dan Supplier utama serta melibatkat seluruh petani dan peternak di tingkat desa (sinergi penggunaan Dana Desa 20% untuk ketahanan Pangan) dan bergeraknya roda ekonomi pedesaan dalam mengentaskan kemiskinan,” terangnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan dengan solusi ini peristiwa keracunan siswa tidak terulang kembali.

“Jangan sampai kejadian keracunan ini membuat masyarakat kehilangan kepercayaan pada program mulia Pak Presiden.

Justru dari sinilah kita jadikan momentum untuk memperbaiki, memperkuat, dan membuktikan bahwa MBG benar-benar hadir demi anak-anak dan ibu hamil di seluruh Indonesia,” tegasnya.

Kent juga mengajak semua pihak, mulai dari kementerian terkait, pemerintah daerah, universitas, hingga dunia usaha dan serta masyarakat umum, untuk bergandengan tangan mendukung penguatan dapur MBG.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita bersama, dan FBI berperan Sebagai penyambung mata rantai Nasional.

Jika kita serius, maka dalam waktu dekat rakyat Indonesia akan merasakan bahwa MBG bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan bangsa untuk menyiapkan generasi unggul di masa depan,” pungkasnya.

Reporter : Edo Lembang