PKKMB Universitas Indonesia 2022, Aditya Yusma: Diplomasi Budaya Cegah Tumbuhnya Paham Radikalisme dan Terorisme

Listen to this article

JAKARTA lintasjatimnews – Sebanyak 9.458 mahasiswa baru (Maba) tengah mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Indonesia 2022 (PKKMB UI 2022). Kegiatan yang mengusung tema “Mahasiswa UI Satu Karena Beda” tersebut akan berakhir pada 25 Agustus 2022.

Kegiatan tersebut menghadirkan beberapa tokoh, yaitu; Abah Habib Lutfi Bin Yahya – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI, Komjen Pol Boy Rafli Amar – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Lemhanas Andi Widjayanto, Para Aktivis Batik Internasional, dan Produser Film Aditya Yusma.

Sebagian mahasiswa PKKMB UI 2022 hadir secara luring di Balairung UI Depok, dan sebagian lainnya menyimak kegiatan ini secara daring. Para mahasiswa baru tersebut terdiri dari 8.021 mahasiswa Program Sarjana (S1 Reguler, S1 Paralel, dan S1 Kelas Internasional) dan 1.437 mahasiswa Program Pendidikan Vokasi (D3 dan D4). Mereka diterima melalui jalur SNMPTN, PPKB, Talent Scouting, SBMPTN, SIMAK UI, dan Jalur Prestasi.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris pada pembukaan kegiatan tersebut pada Senin (8/8/2022) mengatakan, “Pemilihan tema Mahasiswa UI Satu Karena Beda bertujuan mempersatukan dan menginternalisasi diri para mahasiswa baru menjadi anggota sivitas UI. Tema ini dipilih karena UI adalah sebuah miniatur Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, dan agama. Melalui tema tersebut, kami menginginkan dan mendidik mahasiswa UI menjadi individu yang humanis, inklusif, dan toleran.”

“Kegiatan ini sekaligus menjadi masa orientasi dan masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa, dari belajar SMA menjadi insan akademik perguruan tinggi. Kami menghadirkan para pembicara hebat, alumni yang saat ini menjabat sebagai menteri, pimpinan, dan pembuat keputusan bangsa ini yang mengisinpirasi para mahasiswa baru,” kata Prof. Abdul Haris.

PKKMB UI merupakan rangkaian aktivitas penyambutan dan pembekalan mahasiswa baru UI guna memperkenalkan sistem akademik dan ekstrakurikuler yang ada di kampus beserta sistem, metode, dan pendekatan yang digunakan.

Sementara itu, Rektor UI dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian para Maba UI 2022 yang telah berhasil menembus seleksi masuk kampus terbaik dan paling kompetitif di Indonesia. Rektor berpesan agar para Maba memaksimalkan peluang emas bagi masa depan mereka untuk belajar, berprestasi, mengabdi, mengembangkan talenta, minat, dan bakat.

Prof. Ari Kuncoro juga mengatakan, UI merupakan kampus bersejarah, didirikan pertama kali oleh Hindia Belanda pada tahun 1849. Sejak awal mula berdiri di Tanah Air, UI telah banyak berkontribusi, merawat, dan membesarkan Indonesia Raya. Rektor UI menyebut sudah banyak tokoh-tokoh besar yang lahir dari UI, mulai dari pahlawan, pengusaha, pejabat, menteri, dan masih banyak lainnya. Maka dari itu, rektor berharap penuh kepada Mahasiswa UI 2022 yang baru bergabung, untuk dapat melanjutkan tradisi mengharumkan nama baik UI dan Indonesia.

Produser Film Aditya Yusma hadir di PKKMB UI 2022 secara luring di Balairung UI pada Kamis (11/8/2022). Dalam Kuliah Umum yang ia berikan pada Pembekalan PKKMB UI 2022 tersebut ia mengangkat materi berjudul “Diplomasi Seni Budaya (Potensi diri, dan Cinta Tanah Air”.

Aditya Yusma berharap UI sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi (PT) yang menyandang nama negara, menjadi yang terdepan dalam memegang peran penting untuk meningkatkan kecintaan generasi millenial terhadap budaya bangsa yang adi luhung serta senantiasa melestarikan identitas bangsa ini. Tujuannya guna menjadikan budaya kita menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Tidak mengikuti budaya bangsa lain.

Seperti dijelaskan oleh Aditya Yusma, salah satu isu penting dalam menjaga budaya bangsa khususnya batik adalah regenerasi pengrajinnya, didisruptif era saat ini, generasi milenial enggan menjadi pengrajin batik, sehingga perlu gerakan bersama seluruh komponen bangsa untuk menjadikan batik bukan hanya sebagai komoditas industri namun juga budaya yang harus dijaga kelestariannya.

“Batik telah menjadi tamu kehormatan di mancanegara namun batik belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Urgensi akhlak kebangsaan dan kritisnya cinta generasi milenial terhadap budaya bangsa, jangan salahkan jika suatu saat bangsa lain akan mengambil budaya kita,” kata Aditya Yusma.

Selain batik, Aditya Yusma yang akrab disapa dengan nama panggilan Mas Adit telah menjadi produser, co produser, hingga director beberapa film layar lebar, seperti; Sultan Agung – Tahta, Perjuangan & Cinta bersama Ibu DR Mooryati Soedibyo, Ada Surga Di Rumahmu, dan saat ini ia sedang memproduksi Film Si Dul Anak Jakarta Original version bersama ahli waris penulis sastra klasik Aman Datuk Madjoindo.

Aditya Yusma menceritakan bahwa film-film yang ia garap lebih banyak fokus kepada pahlawan bangsa, sastra klasik, dan biopic, dimana saat ini sudah jarang produser film berminat untuk memproduksinya. Ia memiliki harapan agar para pecinta film Indonesia mendukung dengan menonton dan lebih banyak memproduksi film sejarah pahlawan bangsa, sebuah film yang bukan hanya tontonan namun juga tuntunan bagi rakyat Indonesia.

“Menjelang peringatan Hari kemerdekaan RI, mari kita tingkatkan kecintaan terhadap para pahlawan bangsa, ia menegaskan siapa yang tidak memiliki bendera merah putih dan Garuda dirumahnya ?,” tanya Aditya Yusma, spontan para peserta Maba UI menjawab, “Punya,”.

“Jika ada yang menyuruh adik-adik untuk tidak hormat kepada bendera merah putih, tidak boleh menyanyikan lagu kebangsaan, maka tolong harus dijawab silahkan anda pindah ke negara lain, karena sebagai generasi penerus bangsa kita wajib menekankan dalam jiwa dan raga kita akan cinta kepada UUD 1945, Pancasila, NKRI Harga Mati, dan Bhineka Tunggal Ika ?,” kata Aditya Yusma.

Melalui diplomasi budaya, Aditya Yusma telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 147 negara di 9 kegiatan. Ia tidak merasa hebat, namun batik yang membuatnya menjadi tamu kehormatan.

“Dengan diplomasi budaya, saya mendapatkan kesempatan bersilaturahmi dengan lebih dari 147 negara serta bertemu dan tatap muka dengan para tokoh bangsa, presiden dan pejabat tinggi negara, namun yang sangat luar biasa dan membanggakan adalah saya hari ini berkesempatan untuk silaturahmi bertatap muka dengan Maba Universitas Indonesia 2022, Bapak Rektor, Warektor, Dekan, Direktur UI, dan seluruh Keluarga Besar UI. UI adalah universitas terbaik di Indonesia namun keluarga adalah nomor 1, tempat untuk belajar,” ucap Aditya Yusma, disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh Maba UI 2022 dan para pejabat UI.

Spontan Aditya Yusma kemudian menanyakan siapa yang sudah tidak punya orang tua, salah satu Maba UI 2022 berdiri dan menjawab, “Saya yatim piatu, bapak saya meninggal 100 hari setelah ibu saya meninggal. Alhamdulillah saya mendapat beasiswa untuk masuk UI, saya berasal dari Aceh.”

“Apakah kalian bisa merasakan bagaimana perasaan sahabat kalian ini, yang sudah tidak memiliki orang tua ? Tolong pikirkan dan rasakan dari sekarang, agar kalian lebih memahami, mencintai dan berbakti, karena orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup kita,” kata Aditya Yusma.

Sebagai penutup Kuliah Umum yang ia berikan tersebut, Aditya Yusma menitipkan pesan kepada Maba UI 2022, bahwa orang tua adalah hal terpenting dalam hidup kita, sesukses apapun kita tidak akan mampu membalas jasa keringat dan darah orang tua kita.

Selain Aditya Yusma, Kuliah Umum PKKMB UI 2022 pada hari ke empat tersebut juga diisi oleh Gubernur Lemhanas Andi Wijayanto .

Sementara itu, Direktur Kemahasiswaan UI Dr. Badrul Munir menyampaikan apresiasi kepada seluruh Maba atas pelaksanaan acara yang berjalan lancar dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Saya bangga PKKMB UI 2022 hari ini berjalan lancar. Materi PKKMB dapat dilihat di YouTube, mohon dipelajari dan akan ada asesmen / evaluasi harian mulai pukul 18.00 – 24.00 WIB, baik yang hadir luring dan daring dimohon untuk mempelajari materi tambahan,” kata Dr. Badrul Munir.

Reporter (Muhammad Fadhli)