JAKARTA lintasjatimnews – Dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Nasional dan Dunia 2025, Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) bersama Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (PERWATUSI) menggelar kegiatan edukatif bertema “Membangun Masyarakat Peduli Osteoporosis Indonesia, Katakan Tidak pada Keropos Tulang (Say No to Fragile Bone)”. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan tulang sebagai bagian dari gaya hidup sehat.(23/10/25).
Dalam sambutannya, Febria Annesca Oroh, perwakilan dari Purnomo Yusgiantoro Center (PYC), menyampaikan apresiasi atas peran Perwatusi dalam mengangkat isu kesehatan tulang di Indonesia. “Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kita dapat berkumpul dalam kegiatan yang sangat bermakna ini. Kami mengapresiasi Perwatusi yang secara konsisten mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan tulang, serta seluruh mitra yang turut mendukung acara ini,” ujarnya.
Febria menjelaskan bahwa PYC merupakan lembaga yang berdedikasi pada penelitian, pengembangan kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat, dengan salah satu fokus utama yaitu kesehatan sebagai pilar kesejahteraan bangsa. “Dalam konteks kesehatan tulang, PYC mendukung kegiatan yang menekankan edukasi dan pencegahan. Melalui kolaborasi dengan Perwatusi, kami berupaya memperluas kesadaran publik akan pentingnya menjaga kesehatan tulang guna mencegah penyakit seperti osteoporosis,” tambahnya, Rabu (22/10).
Sementara itu, Ketua Umum PERWATUSI, Anita A. Hutagalung, menegaskan bahwa osteoporosis sering disebut sebagai silent disease, penyakit yang datang tanpa gejala tetapi berdampak besar terhadap kualitas hidup. “Tulang yang rapuh dan mudah patah dapat menurunkan produktivitas serta kesejahteraan masyarakat. Karena itu, melalui peringatan Hari Osteoporosis Nasional, kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengambil langkah nyata dalam pencegahan,” ujarnya.
Anita menjelaskan bahwa tahun ini Perwatusi menyelenggarakan rangkaian kegiatan di tiga provinsi, yaitu Jakarta, Semarang, dan Cimahi. Melalui kegiatan tersebut, pihaknya berharap dapat menjangkau masyarakat luas dari berbagai kalangan, keluarga, sekolah, komunitas, hingga tempat kerja. “Gerakan ini tidak boleh berhenti sebagai kampanye tahunan, tetapi harus menjadi budaya hidup sehat di tengah masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut, kolaborasi antara Perwatusi dan PYC menunjukkan bahwa isu kesehatan tulang adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tenaga medis. Dunia usaha, akademisi, dan komunitas diharapkan turut berperan aktif dalam mendorong gaya hidup sehat melalui pola makan bergizi, olahraga teratur, paparan sinar matahari cukup, dan pemeriksaan dini kepadatan tulang.
“Melalui Gerakan Peduli Osteoporosis Indonesia, kami ingin menegaskan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Momentum Hari Osteoporosis Nasional ini harus menjadi titik awal untuk membangun bangsa yang kuat karena bertulang kuat,” tutup Anita A. Hutagalung.
Reporter: mhusni