Pabrik Pengolahan Porang di Pandeglang Terbengkalai, Anggaran Miliaran Hambur

Listen to this article

PANDEGLANG lintasjatimnews.com – Fantastis telan anggaran Rp 14 Miliar, Pabrik pengelolaan Porang atau Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM) yang berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang sampai saat ini belum beroperasi dan terkesan terbengkalai.(09/6/25).

Berdasarkan pantauan, pabrik porang yang dibangun pada tahun 2022 tersebut, tampak sepi atau tak ada aktivitas pengolahan Porang. Bahkan halaman depan pabrik tersebut terkesan tidak terawat dan terbengkalai, karena banyak ditumbuhi rumput liar.

Ade security pabrik pengelolaan porang atau Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM), membenarkan, jika pabrik yang dibangun dengan menggunakan anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut belum beroperasi hingga saat ini.

“Belum ada (belum beroperasi-red),” kata Ade saat ditemui di lokasi, pada Jumat 7 Juni 2024.

Menurut Ade, sejak dibangunnya pabrik yang digadang-gadang bisa mengolah umbi Porang sampai dengan 10 Ton perhari tersebut, tidak pernah beroperasi sebagaimana mestinya dan aktivitas yang ada hanya dirinya yang melakukan pengamanan aset milik pemerintah Kabupaten Pandeglang.

“Sehari-harinya ya paling saya aja disini, untuk pengamanan dan sesekali bebersih didalam dan diluar,” katanya.

Namun, Ade berharap, pabrik yang dibangun menggunakan uang negara ini bisa cepat beroperasi. Karena, diharapkan bisa menyerap tenaga kerja untuk masyarakat sekitar dan meningkatkan perekonomian warga.

“Kalau harapan ini bisa cepat beroperasi, karena bisa menyerap tenaga kerja untuk masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Suratman, juga berharap, jika pabrik porang yang dikelola oleh Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan Pandeglang, bisa cepat beroperasi dan diharapkan bisa menyerap tenaga kerja di kampung yang merupakan penyitas bencana tsunami 2019 lalu.

“Belum beroperasi dari dulunya. Harapannya itu pabrik cepat bisa beroperasi dan bisa menyerap tenaga kerja,” ujarnya singkat.

Reporter: ahmadh..