PGSD Universitas Negeri Surabaya Gelar Pelatihan Wordless Picture Book di Pacitan

Listen to this article

PACITAN lintasjatimnews – Dalam upaya melestarikan budaya lokal sekaligus mendorong inovasi pembelajaran berbasis teknologi, puluhan guru yang tergabung dalam PGRI Kabupaten Pacitan mengikuti Pelatihan Pembuatan Wordless Picture Book berbasis cerita rakyat di MAN Pacitan, Sabtu, 26 Juli 2025.

Kegiatan yang bertajuk “Melestarikan Cerita Rakyat Pacitan Melalui Pelatihan Wordless Picture Book” ini menghadirkan empat narasumber, yaitu Dr. Hendratno, M.Hum., Nanda Veruna Enun Kharisma, M.Pd., Dra. Asri Susetyo Rukmi, M.Pd., dan Dr. Nurul Istiq’faroh, M.Pd. Mereka membagikan pengetahuan dan pengalaman dalam mengemas cerita rakyat menjadi media pembelajaran visual yang menarik dan edukatif.

Fokus utama pelatihan ini adalah pada cerita rakyat Goa Gong, salah satu legenda khas Pacitan yang sarat nilai-nilai kearifan lokal. Para peserta diajak menelusuri berbagai sumber daring untuk menggali informasi seputar cerita tersebut. Selanjutnya, mereka menggunakan ChatGPT untuk menyusun alur cerita, mendeskripsikan adegan, hingga membuat ilustrasi dalam format buku tanpa kata (wordless picture book).

“Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi seperti ChatGPT bisa menjadi mitra kreatif guru dalam membuat media pembelajaran yang kontekstual, berbasis budaya, dan dekat dengan kehidupan siswa,” ungkap Nanda Veruna Enun Kharisma, M.Pd., salah satu pemateri pelatihan.

Kegiatan ini pun disambut antusias oleh peserta. Mereka tidak hanya diajak untuk mengenal ulang cerita rakyat lokal, tetapi juga untuk menyusunnya kembali dalam format visual yang lebih komunikatif dan sesuai dengan dunia anak.

“Pelatihan ini sangat membuka wawasan. Dulu kami hanya mengenal cerita rakyat sebagai bacaan teks, kini kami bisa mengemasnya dalam bentuk gambar yang komunikatif, dan ternyata ChatGPT sangat membantu kami memvisualisasikan ide-ide itu,” ujar salah satu guru peserta pelatihan.

Para peserta juga melakukan praktik langsung membuat sketsa cerita menggunakan bantuan kecerdasan buatan. Hasil karya mereka kemudian dipresentasikan dan mendapat umpan balik dari fasilitator.

Cerita rakyat jangan sampai menjadi warisan lisan yang perlahan hilang. Oleh karena itu harus dihidupkan kembali dengan pendekatan baru. Buku tanpa kata ini bisa jadi jembatan antara budaya lokal dan generasi digital.

Dr. Nurul Istiq’faroh, M.Pd. menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi bukti bahwa penggabungan antara nilai-nilai lokal dan kemajuan teknologi dapat menjadi strategi efektif dalam dunia pendidikan. Tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga inovasi dalam pembelajaran literasi visual dan kreatif di sekolah.

Melalui pelatihan ini juga ditekankan pentingnya bersikap bijaksana dalam memanfaatkan AI untuk pembelajaran. Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Hendratno, M.Hum. kepada para peserta, “Kita harus bijaksana dalam memanfaatkan AI dan teknologi. Jangan digunakan untuk hal-hal yang menyimpang.”

“Pelatihan ini memberikan manfaat yang banyak bagi peserta dan dosen yang memberikan pelatihan. Semoga kegiatan ini dapat digalakkan lagi,” ucap Dra. Asri Susetyo Rukmi, M.Pd. memberikan penguatan.

(Redaksi)