LAMONGAN lintasjatimnews.com. – Dalam implementasi di lapangan ada empat macam tipe guru, yaitu guru model, guru model-model, guru modol-modol, dan guru medel-mdel. Hal tersebut dipaparkan oleh Ahmad Ridhwan, Wakil Ketua BMPS Kabupaten Lamongan dalam Rapat Koordinasi Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) di Gedung Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) Cendikia Lamongan, Sabtu (18/03/2023).
Dalam paparannya melalu power point, Ridhwan menjelaskan bahwa Guru model adalah guru yang memiliki kapasitas sebagai rool model atau teladan bagi warga sekolah. Seluruh aktivitas merupakan prodktivitas kesalihan dan profesionalsme dalam pekerjaan.
Guru model-model adalah cerminan guru yang banyak berbuat tetapi kurang signifikan dengan keahliannya sebagai seorang guru, banyak mengkritisi kebijakan atasan tetapi tidak memberikan solusi. Guru modol-modol adalah guru yang keberadaannya di lembaga hanya menjadi beban organisasi, tidak produktif dan tidak disiplin. Dengan kata lain, guru modol-modol itu yang tidak memberikan manfaat sedikit pun bagi lembaga.
Adapun guru medel-medel yaitu guru yang menjadi korban struktur lembaga. Keberadaannya menjadi tumpuan semua tugas, merangkap beberapa jabatan, padahlah masih ada SDM yang belum mengampu jabatan dan bisa mengemban jabatan tersebut. Demikian papar Ridhwan yang menjabat sebagai direktur LPIT Cendikia Lamongan.
“Guru punya tugas mulia untuk mencerdaskan anak bangsa tetapi mereka tidak jarang mendapatkan penghargaan yang masih kurang layak, terutama mereka yang mengabdi di lembaga pendidikan swasta,” lanjut Ridhwan.
“Sayangnya, sebagian besar lembaga pendidikan kurang memberikan perhatian terhadao kualitas guru. Anggran untuk meningkatkan kualitas guru, semacam mengikutkan pelatihan, workshop, dan sejenisnya sangat kecil, bahkan mungkin juga ada yang nol, lanjut Ridhwan.
Ridhwan juga memaparkan tentang Lembaga Pendidikan yang Bermutu. “Lembaga yang bermutu adalah lembaga yang berdaya guna dan memenuhi persyaratan serta harapan sehingga stakeholder merasa puas.
“Agar lembaga pendidikan kita diminati masyarayakat, kita harus memberikan jaminan mutu. Lembaga yang bermutu adalah lembaga yang berdaya guna dan memenuhi persyaratan serta harapan sehingga stakeholder merasa puas, jelas Rudhwan
Ridhwan menampilkan rumus kepuasan pelanggan dengan rumus K = R : H; K (Kepuasan pelanggan) R (apa yang dirasakan pelanggan), dan H (apa yang dioharpkan pelanggan). Berdarakan rumus tersebut, bila yang dirasakan pelanggan (R) melampuai apa yang diharapkan maka semakin tinggi kepuasan pelanggan (K). Untuk mendapatkan kepuasan pelanggan, lembaga pendidikan harus menjamin dapat memenuhi harapan pelaggan melebihi apa yang diharpkan. Demiian papar Rudhwa yang juga menjadi salah satu wakil ketua PC Muhammadyah Pucuk.
Di akhir paparannya Ridhwa menjelaskan ciri oragunisasi pendidikan yang memiliki budaya. Ada sepuluh antara lain 1) berorientasi terhadap kepuasan stakeholder, 2) obsesi terhadap perbaikan terus-menerus, 3) keinginan yang tulus akan masukan dan umpan balik, 4) pendekatan kerja tim terhadap masalah dan proses, 5) kemitraan internal yang saling mendukung, 6) rekan kerja dipandanga sebagai konsumen internal, 7) pelibatan dan pemberian wewenang karyawan secara luas, 8) menyediakan pendidkkan dan pelatihan bagi karyawan pada semua level, 9) memiliki standar kerja yang tinggi, dan 10) penghrgaan atas prestasi pekerja.
Dalam rakor ini juga disampaikan informasi tentang peran dan fungsi BMPS serta Perlunya Lembaha pendidikan memiliki NIB. Hal tersebut disampaiakna oleh Sekretrais BMPS kabuoaten Lamongan, Muhammad Said, S.Pd., M.Pd. Dirinya menyamaikan sebagian isi edara Kemendikbud Ristek RU Nomor 26 tahun 2021 tentang Pemberian Izin Pendirian Satuan Pendidikan. Dalam edararan tersebut salah satu poin dinyatakan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diterbitkan melalui sistem OSS berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan …”
Sementera itu Drs, Rustam, M.Pd. Ketua BMPS Kabupaten Lamongan menyampaikan perilhal Sekolah dan guru penggerak. Dan Drs. Kusnowo, M.Si, salah satu anggota pengawas BMPS Kabuoaten Lamongan memaparkan mekasnisme Pelaksanaan Akreditasi Sekolah dan Madrasah.
Kegiatan Rakor BMPS Kabupaten Lamongan yang dihadiri 50 peserta dari unsur pengurus BMPS serta Ketua dan Sekretaris atau perwakilan Yayasan Pendidkan di Kabupaten Lamongan, berakhir tepat pada pukul 12.00.
Reporter: M. Said