Ratusan Umat Muslim Di Surabaya Luruk Konjen Prancis, Kecam Pernyataan Presiden Emanuel Macron

Listen to this article

SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Sejumlah organisasi masyarakat islam,  menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Jenderal Prancis, Jalan Mawar 4, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya, Senin siang (2/11/2020).  Mereka yang berasal dari Front Pembela Islam (FPI), Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, serta Hidayatullah, mengutuk 

pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dianggap melecehkan Agama Islam. Peserta demo juga menuntut permintaan maaf dari Macron lantaran telah menghina Nabi Muhammad SAW.

Selama berdemo, sebanyak 500 peserta menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid 19, dengan memakai masker dan menerapkan jaga jarak. Kegiatan yang mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian itu juga diwarnai teriakan takbir, kibaran bendera tauhid, sholawatan, orasi dari perwakilan ormas, dan adegan teatrikal.

Sekretaris PD Muhammadiyah, M Arif An. menyerukan kaum muslim untuk tidak menggunakan produk produk buatan Prancis. Ini merupakan bentuk pembelaan terhadap nabi akhir zaman tersebut.

“Kami mendorong pemerintah untuk memutus hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis. jika belum ada ucapan maaf dari Macron,” katanya.

Devi Kurniawan, Koordinator Aksi, juga menegaskan, tindakan dan ucapan dari Presiden Prancis adalah penghinaan terhadap Rasulullah. Padahal, sebagian umat Islam telah memberikan tuntutan untuk meminta maaf dan bertanggung jawab.

“Sampai saat ini dia tidak menghiraukan berbagai kritik itu. Sehingga memicu kemarahan Umat Islam, dan akan berdampak pada stabilitas global,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Devi, pihaknya, mendukung sikap Pemerintah Republik Indonesia agar memberikan teguran dan peringatan keras kepada pemimpin negara menara eiffel tersebut. 

Massa aksi berharap, mahkamah Uni Eropa  memberikan  sanksi tegas kepada Macron. Serta, Mendukung sikap negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), usai memberikan peringatan dan seruan untuk memboikot semua produk yang berasal dari Prancis. 

Unjuk rasa tersebut berakhir dengan damai. Mereka menutup aksi di depan Kantor dengan membersihkan sisa sisa sampah air minuman dalam kemasan, sisa pembakaran replika bendera prancis, dan foto Presiden Emmanuel Macron. (Ramadhani)

Tinggalkan Balasan