Guru Merupakan Profesi Mulia

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Dalam sejarah peradaban manusia, profesi guru selalu menempati posisi istimewa. Ia tidak hanya dikenal sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pembimbing, pembentuk karakter, bahkan penuntun arah bangsa.

Dalam Islam, profesi guru disebut sebagai salah satu bentuk pewaris tugas kenabian. Hal ini menunjukkan betapa mulianya posisi seorang guru dalam kehidupan umat manusia.

Guru bukan sekadar profesi untuk mencari nafkah, tetapi ladang pengabdian dan amal jariyah. Melalui tangan guru, ilmu ditanam, nilai ditumbuhkan, dan akhlak dibentuk.

Keberhasilan seorang dokter, insinyur, ulama, pemimpin bangsa, bahkan seorang guru lainnya—semuanya berawal dari bimbingan guru.

Allah SWT memberikan penghargaan luar biasa kepada orang-orang yang berilmu, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah : 11)

Ayat ini tidak hanya menunjukkan keutamaan ilmu, tetapi juga memuliakan mereka yang menjadi perantara ilmu, yakni para guru. Seorang guru yang tulus dalam mendidik, tidak hanya mengangkat derajat dirinya di mata manusia, tetapi juga di sisi Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman “Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh ia telah diberi kebaikan yang banyak.”(QS. Al-Baqarah: 269)

Hikmah dalam konteks ini adalah kemampuan untuk menyampaikan ilmu dengan cara yang tepat, menyentuh akal dan hati. Guru yang mampu mengajar dengan hikmah adalah guru
yang tidak hanya membentuk kecerdasan kognitif, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual peserta didiknya. Ia membimbing bukan dengan kekerasan, tapi dengan kebijaksanaan.

Tugas Guru Lebih dari Mengajar

Profesi guru bukan hanya tentang menyampaikan pelajaran dari buku ke papan tulis, lalu dari papan tulis ke catatan siswa. Profesi guru adalah tentang membentuk karakter dan kepribadian.

Guru menjadi pembimbing dalam menghadapi persoalan hidup, menjadi teman dalam kegelisahan, dan menjadi panutan dalam mencari arah yang benar.

Di tengah kemajuan zaman dan derasnya arus digitalisasi, tantangan guru menjadi semakin kompleks. Guru dituntut untuk adaptif, inovatif, sekaligus tetap menjaga nilai-nilai moral dan budaya. Meski teknologi berkembang pesat, tidak ada yang bisa menggantikan peran seorang guru dalam memberikan sentuhan kemanusiaan dan pembinaan nilai.

Guru bukan hanya pengajar, tapi penjaga peradaban. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai gurunya. Sebaliknya, kemunduran suatu bangsa dapat ditandai ketika guru-guru kehilangan wibawa dan tidak lagi dihormati.

Pengabdian Guru Tak Ternilai

Sering kali jasa guru tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan secara materi. Namun guru sejati tidak pernah menghitung pengorbanannya. Ia bahagia melihat siswanya tumbuh menjadi pribadi yang sukses, berakhlak mulia, dan berguna bagi masyarakat.

Pengabdian guru sejati adalah bentuk cinta yang tulus kepada ilmu dan masa depan. Setiap huruf yang dia ajarkan, setiap nasihat yang ia sampaikan, bahkan setiap kesabaran yang ia tanamkan akan menjadi amal jariyah yang mengalir tanpa henti.

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di lubangnya dan ikan di laut, semuanya mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (HR. Tirmidzi)

Betapa luar biasanya balasan bagi seorang guru yang tulus mengajarkan kebaikan. Ia didoakan oleh seluruh makhluk, karena dari ilmunya lahir kebaikan demi kebaikan yang terus berkembang di muka bumi.

Guru merupakan profesi mulia, bukan karena gelar atau pangkat, tetapi karena dampaknya yang mendalam bagi kehidupan manusia. Mari kita muliakan guru-guru kita. Mari kita jaga martabat profesi ini dengan mendukung, menghargai, dan memberikan perhatian yang layak bagi mereka.

Karena sejatinya, masa depan sebuah bangsa dibentuk di tangan guru-guru yang sabar, ikhlas, dan penuh kasih dalam mendidik generasi penerus.

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan keberkahan kepada seluruh guru di manapun berada. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Reporter: Fathurrahim Syuhadi