SURABAYA lintasjatimbews – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam, diantaranya banjir, cuaca ekstrim, gempa bumi dan tsunami. Menurut The World Risk Index tahun 2019, Indonesia berada pada peringkat 37 dari 180 negara paling rentan bencana. (26/9/24).
Tahun 2024 ini pun, bencana mengguncang di beberapa wilayah, di antaranya gunung meletus, badai dan banjir. Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar menganjurkan Pemerintah setempat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman bencana hidrometeorologi ke depan.
Bencana ini tentunya membawa dampak adanya pemadaman listrik yang luas dan berkepanjangan. Permasalahan pemadaman ini pun menjadi tantangan bagi kegiatan penanganan bencana besar. Belum lagi jika wilayah terdampak bencana berada di daerah terpencil, pastinya menghadapi tantangan akses ke sumber listrik.
Alya’ Nabila Hikari, mahasiswi semester akhir Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya membuat seperangkat alat PLTS Portable, dengan judul tugas akhirnya Rancang Bangun PLTS Portable Untuk Supply Mobile Charger dan Penerangan Berbasis Flyback Converter dengan Pengendali PSO-PID.
“Listrik menjadi kebutuhan penting, memudahkan evakuasi, penerangan, sekaligus membantu meningkatkan keamanan dan kenyamanan di masa-masa penanganan bencana. Sarana komunikasi antara tim penyelamat, keluarga, bahkan akses informasi penting melalui telepon genggam juga membutuhkan dukungan listrik,”terang Alya’.
Alya’ pun menunjukkan alat yang dibuatnya selama beberapa bulan ini. Dirancang dengan ukuran dan berat yang mudah dibawa, PLTS Portable ini mudah untuk diangkut dan ditempatkan di lokasi bencana atau keadaan darurat.
Pengaplikasian PLTS Portabel bagi situasi darurat pasca bencana ini dirancang dengan konsep penempatan LED dan pengisian daya berada di dalam tenda pengungsian, sehingga lebih praktis.
“Perubahan kondisi cuaca memang menjadi tantangan pada pengaplikasian, itu kenapa digunakan Flyback Converter sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian daya pada sistem PLTS. Selain Flyback Converter, pengendalian yang efisien dan cerdas juga diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja sistem PLTS, seperti Pengendali PID (Proporsional-IntegralDerivatif) telah lama digunakan dalam sistem kontrol untuk mengatur dan mempertahankan output yang diinginkan. Penggunaan algoritma optimasi PSO (Particle Swarm Optimization) untuk menyetel parameter PID dapat meningkatkan respons kendali dan efisiensi sistem,”kata perempuan kelahiran Sidoarjo ini.
Menurutnya, dengan menggunakan pengendali PSO-PID, sistem dapat mengoptimalkan respons terhadap perubahan intensitas cahaya matahari, mengatasi fluktuasi daya yang lebih baik, dan meningkatkan efisiensi konversi energi dari panel surya ke daya listrik.
“Hasil akhirnya yaitu sistem PLTS Portabel yang lebih efisien, stabil, dan dapat bekerja dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan dan keadaan cahaya matahari. Sehingga PLTS Portabel menjadi pilihan yang ideal untuk menyediakan energi listrik di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh sumber daya listrik konvensional,”lanjut Alya’ didampingi pembimbingnya Diah Septi Yanaratri, S.ST, MT.
Alya’ berharap di masa mendatang akan ada teknologi batere baru yang lebih ringan dan murah, sehingga dapat menyempurnakan PLTS Portablenya. “Kalau harus perjalanan jauh, PLTS ini dapat dimuat di alat transportasi, tak perlu dijinjing. Namun jika medannya tidak memungkinkan dilalui kendaraan, tentunya dibutuhkan fisik yang kuat untuk membawanya ke lokasi bencana,”pungkas alumni SMAN 15 Surabaya ini.
Reporter: ahmadh