Peringatan HUT GOW, Bupati Lamongan Mengungkapkan Kesetaraan Gender Bagian Utama Strategi Pembangunan Lamongan

Listen to this article

LAMONGAN (lintasjatimnews) – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengungkapkan bahwa Indeks pemberdayan gender di Kabupaten Lamongan mencapai angka 73,93 persen. Hal ini disampaikan pada puncak Peringatan HUT GOW (Gabungan Organisasi Wanita), Selasa 12/10/2021 

Ini berarti seluruh komponen gender, baik pemberdayaan perempuan, disabilitas, dan perlindungan anak telah menerima perhatian utama sebagai aktor-aktor yang turut serta menggerakkan pembangunan Lamongan selama ini.

Tentu, komitmen Kabupaten Lamongan dalam mewujudkan kesetaraan gender menjadi perhatian utama pembangunan Lamongan. Bahkan menjadi salah satu isu strategis di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026.

Menurut Yuhronur Efendi, pencapaian tersebut merupakan apresiasi pemerintah pusat atas pembangunan gender di Lamongan yang telah dilaksanakan dengan baik. Norma-norma kesetaraan gender dijalankan dengan baik pula

Pada kesempatan tersebut, Bupati Lamongan ini mengajak peran serta GOW berkolaborasi bersama pemerintah daerah untuk terus peningatkan kualitas pembangunan yang dikembangkan dalam aspek pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perlindungan perempuan dan pengembangan ekonomi.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam peningkatan kualitas pembangunan gender untuk menyongsong kejayaan Lamongan yang berkeadilan”, ungkapnya

Yuhronur memberi contoh, misalnya pada aspek pendidikan, para wanita, ibu-ibu bisa mendorong anak-anak untuk tidak putus sekolah. Kemudian aspek kesehatan, dalam rangka penurunan kemiskinan ekstrem bisa kita lakukan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Di bidang ketenagakerjaan dapat memberikan bekal keterampilan soft skill dan hard skill agar perempuan tetep berdaya dan mandiri

Di akhir acara Bupati Yuhronur Efendi dan Wakil Bupati Abdul Rouf, Ketua umum GOW Kabupaten Lamongan Narti Abdul Rouf, dan Ketua Tim Penggerak PKK Anis Yuhronur Efendi memberikan santunan kepada anak yatim dan IKM kurang berkembang (Fathurrahim Syuhadi).