Dampak Bencana Nasional, ACT Jatim Luncurkan Sebuah Gerakan

Listen to this article

SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jatim meluncurkan gerakan “Jatim Bergerak Selamatkan Bangsa”, Kantor ACT Jatim, Jalan Gayungsari Barat, Kota Surabaya,  Rabu pagi (20/1/2021). Program tersebut bertujuan untuk mengajak sekaligus menguatkan masyarakat Jawa Timur untuk bersama menghadapi bencana yang terjadi secara bertubi tubi.

Head of Regional Jatim, Ponco Sri Ariyanto, menuturkan, Indonesia dikepung bencana di berbagai daerah seperti longsor di Jawa Barat, gempa bumi di Sulawesi Barat, banjir di Kalimantan Selatan, Manado, dan beberapa wilayah di Pulau Jawa, erupsi Gunung Semeru, serta ancaman virus corona yang masih merebak di awal tahun 2021.

“Sejatinya arek-arek Jawa Timur adalah generasi pahlawan, penggerak kebaikan, yang peduli, saling tolong menolong, dan membantu sesama. Guyub rukun dan tolong menolong mengalir di darah mereka,” kata Ponco.

Ponco juga mengingatkan, Indonesia adalah bangsa yang dermawan, tidak hanya untuk bangsanya sendiri namun juga membantu bangsa lain yang membutuhkan. Termasuk diantaranya ancaman kelaparan, kesehatan, kehilangan tempat tinggal, kehilangan pekerjaan, kesulitan pendidikan, dan berujung pada kemiskinan.  

“Dalam waktu dekat, kami akan meluncurkan Kapal Kemanusiaan ke Sulawesi Barat dan selanjutkan akan dilayarkan Kapal Kemanusiaan tahap berikutnya ke Kalimantan Selatan. Setelah sebelumnya kami mendirikan posko-posko di lokasi terdampak, menerjunkan tim rescue dan mendistribusikan bantuan-bantuan darurat.” ungkap Ponco.

Kapal Kemanusiaan yang akan dilayarkan nanti, lanjut Ponco, memuat 1.000 ton bantuan logistik, baik pangan, obat-obatan, keperluan bayi dan lansia. Dalam gerakan kampanye kebencanaan tersebut, yang menjadi pembeda dengan kampanye kebencanaan tahun-tahun sebelumnya adalah kondisi pandemi Covid-19.

“Program-program aksi tanggap darurat langsung bergandengan secara cepat dengan rencana aksi pemulihan.  Hal ini karena setiap pengungsi tidak dapat berlama-lama bertahan dalam tempat pengungsian sementara yang tidak terjaga protokol kesehatannya. Sehingga, diperlukan dukungan besar dan masif dari berbagai pemangku kepentingan,” terangnya.

Hingga saat ini, sekitar 300.000 relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) terus bergerak untuk membantu para penyintas bencana dengan melakukan beragam aksi yang dibutuhkan. Misalnya saja Search and Rescue (SAR), layanan medis, pendistribusian bantuan pangan untuk meringankan beban saudara terdampak bencana (Ramadhani)