SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Global Wakaf ACT menggelar Waqf Business Forum (WBF) bertajuk Wakaf Energi Kedaulatan Pangan Umat, Hotel Santika Premiere, Jalan Raya Gubeng Nomor 54, Kota Surabaya, Minggu sore (27/12/2020).
Acara Waqf Business Forum meliputi talkshow bersama Ketua Badan Wakaf Indonesia, Prof. Muhammad Nuh, DEA dan Presiden Aksi Cepat Tanggap, Ibnu Khajar. Talkshow ini dimoderatori oleh Gus Yusuf, Sekjen Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I).
Sederet ulama dan tokoh nasional ikut hadir, antara lain Ketua Umum MUI, Miftahul Akhyar, Ketua Badan Wakaf Indonesia, Muhammad Nuh, Pembina YP3I, Mahfudz Sobari, Ketua Umum Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia, Marzuki Alie, dan Mufti Mubarak, mewakili Badan Perlindungan Konsumen Indonesia, maupun Ketua Komisi Perekonomian MUI.
Ketua Dewan Pembina Global Wakaf, sekaligus Presiden Global Islamic Philantropy, Ahyudin, mengatakan, wakaf merupakan salah satu instrumen untuk mengatasi persoalan kemiskinan, yang saat ini menimpa sebagian besar umat Islam.
Lebih lanjut ia menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya, dalam dua tahun terakhir tersebut sudah dipercaya oleh para wakif untuk mengelola Rp 200 miliar dana wakaf.
“Alhamdulillah di fase pandemi ini ada 1,5 juta orang bersedekah melalui ACT, terkumpul dana kurang lebih Rp 500 juta,” katanya.
Dana yang terhimpun itu, lanjut Ahyudin, akan digunakan untuk berbagai program penyelamatan kehidupan umat dan program pemberdayaan melalui wakaf. Ia menjelaskan, ada dua program utama yang saat ini sedang dijalankan.
“Pertama kami menjadikan aset ekonomi produktif sebagai objek wakaf. Kami ajak para pengusaha untuk mewakafkan saham perusahaannya. Perusahaan yang oleh pemiliknya diwakafkan, status perusahaannya yang tadinya milik pribadi menjadi milik Allah. Dan sebagai nazir wakaf, Global Wakaf tidak mengelola bisnis, hasil bisnis itulah yang kami distribusikan,” jelasnya.
Yang kedua, kata Ahyudin, objek wakaf yang ditargetkan adalah uang cash sebagai modal kerja ekonomi. Saat ini perhari tidak kurang 5.000 orang memberikan wakaf tunai ke lembaga. Targetnya, 50 atau 60 triliun rupiah bisa dihimpun 5 tahun kedepan agar semakin banyak umat yang mendapatkan manfaat.
“Dana wakaf yang terkumpul selama ini dikelola untuk berbagai program, antara lain yang baru saja diluncurkan adalah proyek 500 hektare sawah wakaf di Jawa Timur. Kami juga sudah menyalurkan Wakaf Modal Usaha Mikro (WMUM) untuk 11 ribu orang umkm di Indonesia selama pandemi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum MUI, KH. Miftahul Akhyar mengatakan, untuk mensejahterakan kehidupan umat, maka dibutuhkan modal.
“Menghilangkan kemiskinan, mustahil karena pasti selalu ada, dan sebaliknya membuat semua miskin juga mustahil, pasti ada keseimbangan. Tapi ikhtiar dan perjuangan membangun ekonomi umat ini kami respek sekali,” terangnya.
Miftahul juga mengingatkan pentingnya gerakan penguasaan ekonomi umat, karena melalui penguatan ekonomi yang adil umat akan kembali berdaya dan menjadi rahmat bagi semesta alam.(Ramadhani)