Ratusan Buruh Di Jawa Timur Tuntut Penolakan PHK Sepihak

Listen to this article

SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Ratusan buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Provinsi Jawa Timur, menggelar unjuk rasa, Rabu siang (23/9/2020). Para pekerja yang berasal dari Surabaya, Jombang, dan Malang itu menggeruduk beberapa tempat dan instansi.

Dengan membawa bendera, poster penolakan penindasan buruh dan tolak pemberangusan serikat buruh, para demonstran mulai berkumpul di Depan Royal Plaza, Bank Yudha Bakti Jalan Raya Darmo, KFC Cabang Basuki Rahmat, Kantor OJK Regional IV, dan Kantor Gubernur Jawa Timur Jalan Pahlawan.

Fatkhul Khoir, korlap aksi, mengatakan, ada 5 tuntutan yang disuarakan oleh serikat pekerja  kali ini. Salah satunya adalah menolak pemutusan hubunga kerja atau PHK secara sepihak.

“Kami minta Kepala Dinas Tenaga Kerja, dan seluruh jajaran pegawai pengawas ketenagakerjaan dicopot. Karena diduga melakukan penyalahgunaan kewenangan,” ujarnya.

Ia juga meminta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, segera mengusut tuntas dugaan pidana PT Pie Hai International Wiratama Jombang, PT Sumber Graha Sejahtera, PT. Tasa Beton Malang, Bank Yudha Bhakti (Neo Commerce) dan PT. Bentoel Prima di Kota Malang.

“PT Fast Food Indonesia (KFC) telah merumahkan dan memotong upah pekerjanya, sehingga  mendapatkan upah dibawah UMK. Serta menunda pembayaran THR hingga saat sekarang, dan melakukan tindak diskriminasi,” ungkapnya.

Masih kata Fatkhul, PT Sumber Graha Sejahtera Jombang telah melakukan PHK sepihak kepada puluhan pekerjanya, dan menunda pembayaran THR hingga saat ini.

“Lalu PT Tirta Perkasa Abad (Tasa Beton) di Malang membayar para pekerjanya dengan upah dibawah umk dan tidak mengikut sertakan para pekerja dalam program BPJS ketanagkerjaan dan kesehatan,” tuturnya

“Bank Neo Commerce telah melakukan tindakan anti serikat dan melakukan PHK sepihak tanpa adasan yang dapat dibenarkan secara hukum. Dan yang terakhir PT Bentoel Prima di Kota Malang, telah melakukan PHK sepihak kepada lebih dari 900 pekerja,” sambungnya.

Hingga kini, para peserta aksi masih melakukan orasi di depan kantor gubernur dengan pengawalan ketat dari Petugas Kepolisan dan Satpol PP Provinsi Jawa Timur (Ramadhani)

Tinggalkan Balasan