Sebanyak 341 Santri Al Ishlah Tertegun Saat Menyimak Keluhuran Budaya Sendangagung dari Kades

Listen to this article

LAMONGAN Lintasjatimnews.com – Sebanyak 341 Santri Kelas 10 Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur tertegun saat menyimak keterangan Bapak Panut Supodo, Kepala Desa Sendangagung mengenai keluhuran budaya Sendangagung.

Peristiwa ini terjadi saat Madrasah Aliyah Al Ishlah mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA), Tema Kearifan Lokal yang digelar di Masjid Al Ishlah, Sabtu, 4/11/2023.

Santri yang hadir dari berbagai daerah bahkan mereka ada yang datang luar Jawa, Maluku, Papua, Bali, terlihat tertegun menikmati penjelasan Kepala Desa Sendangagung yang sangat asing bagi telinga mereka. Ada tradisi Tonjokan, Kenduren Anjeng, Procotan, Coplok Puser dan lain lain.

Pak Panut (biasa disapa) begitu detail menjelaskan budaya Sendangagung yang berbeda dengan budaya tempat lain, bahkan makanan juga berbeda, ada Muduk, Dudoh Moro yang khas ada saat warga Sendangagung punya hajatan.

Selain itu, Pak Panut juga menjelaskan tentang kekayaan alam Desa Sendangagung, tradisi-budaya dan program strategis kearifan lokal, di dalamnya terdapat Festival Sego Muduk (FSG) dan Sendangagung Batik Carnival (SBC).

Pak Panut sangat berterimakasih diundang di Ponpes Al Ishlah ini untuk memaparkan tentang tradisi dan budaya Sendangagung, “Kegiatan ini sangat bagus sehingga anak-anak memiliki kesempatan untuk mengetahui kearifan lokal yang ada di lingkungannya”, jelas kades yang telah memasuki tahun ke 4 periode ke 3 masa pemerintahannya di desa ini.

Denny Efendiyanto, S.Kom, salah satu guru pendamping kegiatan ini sangat berkesan, “Materi yang disampaikan sangat menginspirasi untuk mengenal dan melestarikan budaya daerah Sendangagung”, tutur pria asal Padek Sumurgayam ini.

Hanifah Putri Cantika (Kelas10G), salah satu santri asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merasa tertarik dan heran dengan kekayaan budaya Sendangagung yang beragam ini, “Ternyata tidak hanya memiliki Ponpes Al Ishlah yang besar saja tetapi Desa Sendangagung ini rupanya memiliki kultur tradisi yang sangat luhur”, pungkas santri asal Pakualaman Yogyakarta ini.

Reporter Gondo Waloyo.