SURABAYA lintasjatimnews.com – DISBUDPAR Jatim lewat UPT Taman Budaya Jatim memfasilitasi pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Ampak-Ampak Pringgondani, yang akan dimainkan oleh dalang Ki Seno Aji dari Kabupaten Jombang, dengan iringan karawitan dari Kridha Budhaya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan segenap upayanya, telah mulai membangkitkan kembali kesenian tradisional Wayang Kulit yang sudah mulai tergerus oleh perkembangan jaman diera serba digital ini.
Dr. Hudiyono, MSi. Selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata Jawa Timur telah berupaya untuk mengangkat kesenian Wayang Kulit merupakan salah satu kebudayaan kearifan lokal sebagai daya tarik wisatawan untuk datang ke Jawa Timur.
Ali Ma’ruf., S.Sos., MM selaku Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur, kali ini memberikan fasilitasi dalam pagelaran Wayang Kulit, yang akan diselenggaran hari Jum’at (09/06/2023), pukul 20:00 WIB di Taman Budaya Jawa Timur Cak Durasim Surabaya, yang terletak di Jl. Gentengkali 85 Surabaya, pertunjukan ini dibuka Gratis untuk umum.
Pagelaran ini dihadiri oleh :
- Dr. Hudiyono, M.Si selaku Kadisbudpar Jatim
- Sinarto, S.Kar., MM selaku ketua PEPADI Jatim
- Prof. Sudikan dari UNESA
- Dr. H. Rasiyo, M.Si dari Budayawan
- Dr. H. Jarianto, M.Si dari Widya Iswara BPSDM Jatim
- Dr. H. Harun, M.Si dari Budayawan
- Joko Prakoso, M.Sn dari STKW Surabaya
- Sudi Wibowo, M.H selaku Penasehat PEPADI Jatim
- Dr. Biwara Sakti Pracihara, M.Pd selaku pengurus KORMI Jatim
- Mahasiswa dan UKM Karawitan dari UPN Surabaya
- Para awak media yang hadir
- Para komunitas budaya Surabaya yang hadir
- Serta 15 Mahasiswa dari Universitas Florida dan Oklahoma
Harapan dari Kadisbudpar dalam menggelar pertunjukan ini bisa membangkitkan minat dan bakat dari keseni Wayang Kulit, sudah menjadi warisan kebudayaan bangsa yang harus kita jaga dan lestarikan bersama, serta bisa mengangkat nilai kesenian di Jawa Timur.
Lakon Ampak-Ampak Pringgondani menceritakan tentang keadaan kerajaan Pringgondani yang semakin memburuk disaat terjadi kekosongan kekuasaan. Hal ini semakin diperparah dengan datangnya provokator, yakni para Kurawa.
Kabut hitam tengah menyelimuti Kerajaan Pringgondani. Sang Raja yakni Prabu Arimba dan para bawahannya memaksa para rakyat untuk memberikan sesaji (tumbal) berupa manusia untuk dimakan. Kedatangan Para Pandhawa akhirya mampu menyudahi prahara tersebut atas kiprah sang Wijoseno.
Untuk itu Raja baru Prabu Anom Gathutkaca telah diuji dengan ujian berat yakni dengan adanya pemberontakan dari keluarga Pringgondani itu sendiri. Dapatkah kebijakan seorang Prabu Gathutkaca membawa Pringgondani menuju ke arah kesejahteraan??
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Dr. Hudiyono, MSi.
“Alhamdulillah, sudah banyak kesenian kita yang sudah mendapatkan pengakuan dari dunia, termasuk Wayang Kulit, Keris, Batik, dll,” tegas Hudiyono.
Dalam sambutannya, beliau sangat bangga karena Wayang Kulit sudah mendapatkan penghargaan dari UNISCO, sebagai kesenian dan kekayaan kebudayaan asli dari Indonesia.
Reporter : CakBAS.