LAMONGAN lintasjatimnews.com – Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Lamongan menyalurkan bantuan sosial Ramadhan kepada LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) Lamongan. Kegiatan ini bertempat di Pendopo Lokatantra Lamongan, Jum’at (14/4/2023)
Bantuan Sosial Ramadhan kepada LKSA ini atas kerjasama Pemkab Lamongan dan Tim Penggerak PKK Lamongan.
Ketua Baznas Lamongan Bambang Eko Muljono mengaku merasa terbantu dengan adanya kerjasama bersama berbagai pihak utamanya TP PKK Lamongan, dalam penyaluran zakat di Kabupaten Lamongan.
Lanjut mantan Rektor Unisla ini, kadang Bu Anis Ketua TP PKK Lamongan ini suka jalan-jalan, kemudian menemukan lansia atau orang yang membutuhkan, saya harap kita semua juga turut masif melakukan hal sedemikian rupa.
“Kalau Pak Bupati ini intinya tidak mau ada warganya yang kesulitan, juga sesuai petunjuk beliau tidak boleh ada anak yang tidak sekolah karena tidak adanya biaya,” ungkapnya.
Ketua LKSA Lamongan Nadhir mengungkapkan, bahwa LKSA di Kabupaten Lamongan yang menangani anak-anak sesuai undang-undang kesejahteraan sosial ini sistemnya sudah terlaksana dengan baik.
Ungkap Nadhir, ada 2.492 anak terlantar, anak yatim dan dhuafa yang tergolong sangat miskin, 1.091 berada di panti dan asrama dan 1.401 di luar panti. Ada 940 anak yatim yang dirawat di 40 LKSA Lamongan.
“Alhamdulillah, 40 LKSA di Lamongan ini telah berjalan dengan baik,” tutut Nadhir
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Beliau mengatakan bahwa Pemkab Lamongan akan terus mendorong agar kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus terlaksana secara kontinyu. Sehingga dapat memberikan dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat Lamongan.
“Mudah-mudahan ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan seluruh warga di Kabupaten Lamongan. Kami juga mengupayakan agar semua bantuan pembangunan, baik program dan kegiatan ini dapat merata di seluruh Lamongan,” pungkas Bupati Yuhronur
Baznas Lamongan dalam kegiatan ini menggelontorkan dana sebesar Rp 286.000.000 kepada 40 LKSA Lamongan. Setiap LKSA memperoleh uang tunai Rp. 5.500.000, kemudian 50 kilo beras, mie instan 3 dus, gula 10 kg, dan minyak goreng 12 liter.
Reporter Fathurrahim Syuhadi