SIDOARJO lintasjatimnews.com – Stunting masih menjadi salah satu permasalahan utama di kabupaten Sidoarjo. Dan salah satu penyebab terjadinya stunting adalah perilaku buang air besar sembarangan (BABS). BABS sendiri menyebabkan sanitasi lingkungan menjadi buruk. Dengan sanitasi yang baik tentunya tumbuh kembang anak menjadi baik, dan terhindar dari stunting.
Ke depan ( terutama di 2023 ) 100% desa ODF (open defacation free) atau stop buang air besar sembarangan di Sidoarjo harus segera diupayakan oleh semua pihak.
Dan beberapa langkah nyata telah dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo dalam hal ini Dinas Kesehatan Sidoarjo yang dibantu oleh Dr. Koen Irianto Uripan, S.H., M.M dari Appsani untuk mewujudkan Sidoarjo segera susul ODF. Kali ini, Kamis(06/04/2023) Dr. Koen- sapaan akrabnya – membantu pembangunan jamban sehat kepada dua warga di Desa Candinegoro, kecamatan Wonoayu.
Kedua warga tersebut memang sudah bertahun-tahun belum mempunyai jamban, dan dengan adanya pembangunan jamban tersebut Desa Candinegoro sudah selesai 100% ODF, dimana semua warganya sudah memiliki jamban.
Ikut dalam kegiatan peninjauan pembangunan jamban sehat di Desa Candinegoro siang itu, yaitu: Dr Koen Irianto Uripan; Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Dr. Fenny Apridawati; Kepala puskesmas Wonoayu Budi; Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo, Rizza Ali Fauzi dan Bangun Winarso, dan segenap kader kader kesehatan desa.
Dalam kesempatan tersebut Dr. Koen mengatakan, agar masyarakat stop buang air besar sembarangan ( BABS). Sebab, BABS di sungai bisa menimbulkan banyak penyakit dan membuat bahan baku air tercemar. “Penyakit rawan datang melalui tinja tinja, seperti diare dll. BABS ini terkadang bukan karena faktor ekonomi, tapi lebih karena sudah terbiasa, bisa faktor keturunan yang mana orang tua dulu dulunya BABS tidak dilarang,” ujarnya.
Ia mengaku akan getol membantu Pemkab Sidoarjo untuk mewujudkan Sidoarjo ODF, yang sudah ia wujudkan sementara dengan memberikan bantuan pembangunan sebanyak empat jamban sehat kepada masyarakat Sidoarjo. Jamban sehat yang ia sumbangkan ini terdiri dari: closet, septic tank, tangki peresapan, dan keramik lantai. “Ya awalnya ketika saya ngisi sosialisasi pencegahan stunting di pendopo beberapa waktu lalu, lalu saya diundang ke Dinas Kesehatan Sidoarjo untuk membantu cara efektif percepatan ODF di Sidoarjo,” paparnya.
Pembangunan jamban sehat ini, kata ia, cukup murah dan membutuhkan waktu yang cepat, pagi sampai sore sudah bisa selesai pembuatan septic tank nya. Septic tank bisa cor langsung di tempat, Bis beton bisa dibuat di lokasi. “Keunggulan jamban sehat ini kedap air, dan sudah mendapat sertifikasi. Dan septic tank tidak boleh bocor, karena bisa bikin pencemaran,” ujarnya.
Sementara itu Rizza Ali Fauzi dan Bangun Winarso dari DPRD Sidoarjo Komisi D berkomentar agar masyarakat Wonoayu yang tidak mempunyai jamban dan yang biasa buang air besar di sungai segera memiliki jamban sehat. Dan ingin mempercepat Sidoarjo segera ODF sebagai bentuk pencegahan stunting.
Untuk ke depannya Dr. Koen tetap merasa perlu memberikan sosialisasi, promosi perilaku, penyadaran terus menerus kepada masyarakat Sidoarjo agar tidak BABS. Sehingga Sidoarjo dalam waktu dekat bisa segera susul ODF. “Ya sebagai Doktor yang peduli sanitasi saya turut bangga jika ada kabupaten yang ODF. Senang bisa sumbangkan edukasi yang bermanfaat,” tukasnya.
Reporter Budi