SURABAYA (lintasjatimnews.com) – Didalam dunia kuliner banyak sekali keluh kesahnya dalam menjalankan bisnis, contohnya sentra wisata kuliner (SWK) yang dibina pemkot ini di Surabaya Selatan, beberapa SWK sepi pembeli. Banyak meja yang kosong. Beberapa stan pun menutup usaha.
Misalnya yang terlihat di SWK Karah di Jalan Karah Kebon Agung Surabaya.
Diantara puluhan meja dan kursi yang tertata di SWK tengah kota itu, hanya ada beberapa pembeli yang duduk. Sisanya kursi kosong tanpa pembeli, Padahal, saat itu malam minggu Hanya ada beberapa pedagang yang membuka stan, yang lain tutup.
Apalagi di masa pandemiCovid-19 ini banyak larangan untuk beraktifitas. ” Jika dibandingkan dengan awal SWK itu dibuka, terjadi penurunan omzet hingga 60 persen. ”Jika dulu bisa menjual puluhan piring nasi dan makanan lainya sekarang sangat susah,” ujar Bapak Candra pemilik stan Tahu campur yang sempat media lintasjatimnews.com wawancarai.
Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satunya layanan pesan makanan dengan aplikasi online. ”Dulu, saat jam istirahat, banyak orang kantor yang datang ke SWK untuk makan. Nah, sekarang sudah tak ada lagi,” ujarnya.
Beruntung pihak Pemkot Surabaya memberi keringanan dan kelonggaran kepada pemilik stan yang masih menutup usaha. Khususnya mereka yang terdampak pandemi.
Misalnya, penyewa stan masih belum membuka usahanya bisa juga lantaran mereka memang tidak berjualan karena situasi ekonomi yang sulit, maka pihak Pemkot tidak akan memberikan sanksi.
Kondisi itu berbeda dengan peraturan sebelum pandemi. Dimana, jika penyewa stan tidak berdagang selama dua minggu penuh bakal mendapat surat teguran. Jika mengindahkan, mereka akan dicoret dan diganti penyewa lain yang sedang antri. (Najib).