WAJO lintasjatimnews.com – Pemerintah Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi-Selatan, dalam Empat tahun terakhir telah mendorong lahirnya 10.200 wirausaha (entrepreneur) baru.
Potensi ini menjadi ”suplemen energi” yang medorong lokomotif Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) di Wajo.
Masyarakat Wajo, terutama kaum muda memang didorong menjadi wirausahawan (entrepeneurship) melalui UMKM. Sektor yang kini sedang didorong menopang perekonomian nasional karena terbukti tangguh saat krisis pandemi Covid-19.
Kini produk-produk UMKM di Wajo tidak hanya menjadi jajanan lokal. Cemilan, kue-kue tradisional dan kerajinan buah kerja para pelaku UMKM Wajo mulai merambah Kota Makassar dan Jakarta. Mulai masuk ke swalayan dan market”>mini market.
Bahkan telah ada inovasi untuk akselerasi pasar. Produk UMKM dari Wajo melalui dipasarkan keliling (mobile) menggunakan gerobak motor tiga roda di Makassar.
Selain di Makassar, gerobak tiga roda bergerak ke Jakarta dan membuka lokasi awal di Kemang, Jakarta Selatan.
Kerja kolaborasi antara pelaku usaha UMKM, Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM Wajo serta konsultan pemasar melalui sebuh wadah namanya Kunia Shop.
Kolaborasi melalui Kurnia Shop ini berusaha menjangkau konsumen secara langsung. Pada tahap awal mobile market ini sasarannya di kantor-kantor instansi pemerintah maupun perusahaan.
Ternyata pembeli antusias membeli produk UMKM yang telah diproduksi dan dikemas sesuai standar produk UMKM, kesehatan, gizi, kemanan konsumen, dan estetika kemasan ini.
”Kita memang konsen membina pelaku UMKM terutama untuk pengembangan market. Sasarannya agar produk UMKM di Wajo bisa masuk pasar modern, bahkan kalau memungkinkan bisa ekspor,” ungkap Bupati Wajo, Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos, M.Si.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo menjadikan UMKM sebagai salah satu penyangga ekonomi di Bumi La Maddukelleng.
Pengembangan UMKM termasuk dalam 25 program nyata, sebagai implementasi visi-misi kepemimpinan Bupati Amran Mahmud dan Wakilnya Amran.
Duet duo Amran ini menargetkan lahirnya 10.000 entreprenur baru dengan minimal 10.000 entrepeurship baru dalam jangka lima tahun,” Urainya.
Namun, dalam jangka empat tahun, rencana itu sudah melampaui target dengan bertambahnya 10.200 wiraussaha baru di Wajo.
Amran menguraikan ada lima hal penting dalam upaya menumbuhkan wirausaha dan melahirkan wirausahawan-wirausahawan UMKM.
Lima aspek itu masing-masing pola pikir (mindshet), pendampingan, modal, kualitas produk dan pasar.
”Di tahap awal kami berupaya untuk mengubah midshet meraka. Di antaranya kami datangkan narasumber dan motivator untuk memberi wawasan dan memberi motivasi menjadi wirausahawan. Biar kecil, tetapi yang penting mereka punya motivasi untuk memulai usaha,” kata Amran.
Kemudian untuk memulai usaha, para wirausahawan butuh pendampingan (mentoring). Jadi tidak dibiarkan jalan sendiri. Pendampingan dilakukan melalui Dinas Koperasi dan UKM serta institusi terkait lainnya,
Pendampingan dibutuhkan untuk membantu para pelaku UMKM, mulai dari hal-hal teknis pengurusan berbagai izian sampai pada pemenuhan standar produk mulai dari aneka perizinan sampai sertifikasi.
Termasuk memberikan bimbingan untuk proses mendapatkan modal usaha pada bank maupun bantuah CSR dari perusahaan-perusahaan.
Kemudian, modal menjadi salah satu tantangan. Menurut Amran, Pemkab Wajo memfasilitasi berbagai sumber pendanaan.
Sumber utama melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) di perbankan, kemudian dari dana sosial perusahaan-perusahaan (Corporate Social Responcibility/CSR).
Pemkab Wajo juga mengalokasikan bantuaan modal UMKKM melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
”Tetapi pada saat covid, bantuan dari APBD tidak maksimal karena digunakan untuk penanggulangan covid,” ungkap Amran.
Kemudian mendorong peningkatan kualitas produk UMKM untuk bisa memenuhi standar dan mampu bersaing dengan produk-produk modern, agar bisa diterima market modern berupa swalayan dan market”>mini market.
Salah satu tantangan UMKM menurut Amran adalah pasar. Untuk pengembangan pasar, Pemkab mengawali dengan pengadaan sarana penjualan lokal di Wajo.
Sesuai data Dinas Peindustrian, Koperasi dan UKM, di Wajo saat ini ada lokasi penjualan produk-produk UMKM. Di Kecamatan Tempe ada kampung kontainer di Jalan Rusa dan pinggiran Sungai Walennae.
Di Kecamatan Pammana ada Kuliner Pammana Mabello, di Kecamatan Belawa ada Jajanan Tosagena (JTos), dan di Kecamatan Pitumpanua ada Siwa Culinary Sensation.
Terbaru adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Callaccu yang baru diresmikan beberapa waktu lalu. Kawasan eks terminal ini ditatasebagai ruang rekreasi dan aneka jajanan terutama dari wirausaha UMKM.
Pemkab Wajo mengembangkan pasar dengan tahapa awal melalui promosi dengan berbagai eve. Event itu baik dilakukan Pemkab Wajo maupun mengikutkan pelaku UMKM di event-even promisi dilaksnakan berbagai pihak.
Untuk promosi UMKM disinergikan dengan promosi pariwisata di antaranya dengan agenda tahunan Festival Danau Tempe. Kemudian melaksanakan pameran produk UMKM seperti dilanksanakan akhir tahun lalu.
Ke depan menurut Bupati Wajo, Pemkab melanjutkan pendampingan agar terus bertambahnya wirausaha baru. Akan berorientasi pada pengembangan pemasaran produk-produk UMKM ke pasar modern misalnya swalayan, supermarket, dan market”>mini market.
Kemudian terus memfasilitasi perolehan modal bagi pelaku UMKM melalui KUR dan sumber pendanaan lainnya.
Menurut Amran Mahmud, ini bisa dicapai kalau semua pihak bekerja secara sinergi dan kolaborasi.
Reporter arifin