PADANG (lintasjatimnews.com) – Pariwisata dapat didayagunakan sebagai salah satu media dalam pelestarian nilai-nilai budaya. Para pegiat kebudayaan di Sumatera Barat mengimplementasikannya saat Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka Kabupaten Solok melakukan kunjungan ke Padang, Rabu (23/12/2020).
Kedatangan Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka tersebut disambut orasi kebudayaan, bertajuk ‘Sinergitas Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan Minangkabau’ yang digelar di Aula Gedung Museum Adityawarman, Jalan Diponegoro No. 10 Padang.
Orasi kebudayaan tersebut menghadirkan empat Narasumber: Hj. Emma Yohanna (Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia), Dra. Fahyu Yeretti, SE (Plh Kepala Museum Adityawarman Sumatera Barat), Drs. Suarman (Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat), dan Dra. Zusneli Zubir, M.Hum (Ahli Peneliti Madya BPNB Sumbar), dimoderatori oleh Viva Ria (Ketua DPC Himpunan Wanita Karya Kota Solok).
Selain diikuti oleh 80 orang dari Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka yang melakukan kunjungan, orasi budaya yang berlangsung dari pukul 09.30 – 12.00 WIB tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Saniangbaka; Ery Mefri (Koreografer), Abel Tasman (Budayawan / mantan Anggota DPRD RI), dan lainnya.
Zusneli Zubir ketika kami wawancarai saat acara berlangsung mengatakan, “Tujuan awal Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka ke Padang untuk kunjungan wisata. Namun kami ingin kunjungan ini jadi kesempatan bagi mereka untuk lebih memperkaya wawasan tentang kebudayaan melalui acara orasi budaya yang kami prakarsai ini.”
“Kami ingin masyarakat makin memahami, produk kebudayaan tidak hanya berupa kesenian tari, musik, dan lagu. Akan tetapi, banyak produk kebudayaan lainnya yang harus kita lestarikan, seperti pidato adat, kuliner, pakaian tradisi, permainan rakyat, dan lainnya. Tugas kita bersama menjaganya agar tidak punah,” kata Zusneli Zubir yang juga Ketua DPD HWK Sumbar Periode 2019 – 2024.
Zusneli Zubir juga mengatakan, “Kunjungan Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka ke Padang jadi momen berharga untuk mengingatkan kepada seluruh bundo kanduang di Sumatera Barat tentang peranan penting perempuan Minangkabau dalam pelestarian nilai-nilai budaya.”
Emma Yohanna pada orasi budaya tersebut berbicara kebijakan Pemerintah tentang kebudayaan. Emma Yohanna selama ini jadi salah seorang tokoh Sumatera Barat yang aktif menyalurkan aspirasi masyarakat Sumatera Barat ke Tingkat Pusat, terutama terkait pelestarian nilai-nilai budaya. Suarman pada orasi budayanya menguraikan tentang 10 Pemajuan Kebudayaan.
Sementara itu, Fahyu Yeretti pada orasi budayanya mengatakan, “Keberadaan museum bukan hanya untuk pelajar dan mahasiswa saja, tapi untuk semua kalangan. Peninggalan benda-benda bersejarah menyimpan nilai-nilai kebudayaan yang sarat dengan filosofi, diwariskan oleh para leluhur pada setiap generasi secara berkelanjutan untuk melahirkan kepribadian dan tatanan kehidupan masyarakat yang baik serta berkarakter.”
Seusai acara orasi kebudayaan tersebut, Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka disuguhi pameran koleksi tetap Museum Adityawarman dan pameran temporal yang bertemakan Surau. BPNB Sumbar ikut menggelar pameran pada acara tersebut, mengangkat hasil-hasil kajian sejarah kebudayaan Minangkabau, dikoordinatori oleh Undri, SS., M.Si, Ahli Peneliti Madya BPNB Sumbar.
Viva Ria, Koordinator kunjungan Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka pada kesempatan yang sama mengatakan, “Kami tidak menyangka kunjungan komunitas kami ke Padang disambut dengan kegiatan edukasi, sehingga jadi memperluas wawasan kami tentang kebudayaan Minangkabau. Kampung halaman kami Nagari Saniangbaka kaya dengan produk-produk kebudayaan, dan juga memiliki tokoh-tokoh pelestari kebudayaan yang tidak hanya berkiprah secara nasional, tapi juga di tingkat internasional, dalam upaya mengenalkan daerah kami.”
“Kami ingin kegiatan hari ini tak hanya sampai di sini saja, perhatian pemerintah sangat kami harapkan untuk mendukung program-program eksplorasi kebudayaan yang ada di Saniangbaka. Semoga suatu saat kita dapat menggelar event Festival Saniangbaka, ajang tahunan untuk lebih mengenalkan produk-produk kebudayaan yang dimiliki, sebagai salah satu jalan dalam pelestarian budaya yang bernilai ekonomis, demi mensejahterakan masyarakatnya,” kata Viva Ria.
Kunjungan Komunitas Bundo Kanduang Saniangbaka ke Museum Adityawarman tersebut ditutup dengan acara makan bersama, menikmati masakan tradisi Minangkabau yang disajikan di atas daun pisang, mereka duduk pada tikar yang dibentang di pelataran taman Museum Adityawarman. (Muhammad Fadhli)