SURABAYA lintasjatimnews – Para pemain tarian reog sanggar Dwi Budoyo kemarin, Minggu (07/08/2022), latihan di jalan Gubeng Kertajaya Gang V Surabaya. Banyak masyarakat atau warga sangat antusias datang berbondong-bondong untuk menyaksikan tarian reog tersebut.
Sanggar Dwi Budoyo, yang terletak di Jalan Gubeng Kertajaya RT 8/RW 3 Gang V Surabaya, sudah sekian tahun berdiri. Namun, tidak diperhatikan oleh pemerintah Kota (pemkot) Surabaya. Sanggar Dwi Budoyo yang beranggotakan 40 (empat puluhan) orang melakukan kegiatan latihan Reog selalu dipinggir jalan. Sebab, tidak ada fasilitas tempat yang dimiliki atau disediakan.
Ketua Sanggar Dwi Budoyo Agus Supriyadi mengatakan, tarian Reog khususnya di wilayah Gubeng Kertajaya sudah ada puluhan tahun berdiri. Tetapi, tidak ada fasilitas tempat untuk latihan yang disediakan dari Pemerintah Kota atau para pengurus kampung. Selama ini mereka hanya latihan dipinggir jalan. Pihaknya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa memfasilitasi tempat untuk latihan tarian Reog. Sebab, sudah puluhan tahun mereka hanya berlatih di pinggir jalan.
“Kami sangat berharap Pemkot Surabaya memfasilitasi tempat untuk latihan ,karena selama ini latihan hanya di pinggir jalan. Disebabkan tidak ada tempat yang disediakan,” ujarnya.
Diketahui kesenian Tarian Reog Sanggar Dwi Budoyo ini, dulu sering diundang untuk mengisi berbagai event dan mereka juga pernah memiliki prestasi, salah satunya pernah mengikuti ajang Indonesia Talenta pada tahun 2014 dan prestasi lainnya dari sini berhasil membuat publik terpukau akan penampilan mereka. Yang dengan apa adanya, tetapi bisa mengukir prestasi yang cukup baik, serta mengangkat nama Kota Surabaya. Di lokasi latihan tampak anak anak muda ikut berlatih menari dan bermain musik gamelan,ini menandakan masih ada darah seni dan kepedulian para generasi muda untuk mempelajari akan kesenian lokal.
Kuswanto anggota pecinta tarian Reog sekaligus peserta Reog yang ikut dalam ajang Indonesia talenta menceritakan ,bersama teman-temannya tampil di Indonesia Talenta. Sebab,ia ingin menunjukan kecintaan mereka pada budaya yang di era zaman sekarang budaya semakin pudar dengan adanya perkembangan teknologi dan budaya luar .
“Kecintaan kami terhadap Reog itu sudah sangat menyatu kami ingin menunjukan kepada publik bahwa budaya harus dikembangkan dijaga dan dirawat .Apa lagi tarian Reog pernah diklaim milik Malaysia jadi kita tetap akan jaga tarian ini sampai generasi anak cucu kami,” ungkap Kuswanto
Harapannya, semoga pemerintah setempat dapat memperhatikan, meskipun kelompok kami tidak tergabung dengan komunitas lain yang sudah mempunyai legalitas.
“Kami berharap semoga pemerintah setempat bisa melihat dan memperhatikan. Karena kami bertujuan untuk mengembangkan budaya agar generasi mendatang dapat meneruskan tarian Reog ini.”
Reporter: Eko