LAMONGAN lintasjatimnews – Keceriaan Pandu Athfal SDM Plus Maduran Nampak dalam latihan Kepanduan Hizbul Wathan Perdana Tahun Pelajaran 2022/2023. Sembilan tahun yang lalu SDM Plus Maduran berdiri, dinahkodai Wahyu Kurnianing P. S.Pd
Koordinator kegiatan kepanduan Hizbul Wathan (HW) Isy Sakinah, S.Pd. menyampaikan kepanduan HW terjadwal hari Rabu dan Kamis. Penjadwalan ini dilakukan agar siswa kelas bawah dan kelas atas punya ruang aktivitas berHW yang sama.
Lanjutnya, Bunda Isy Sakinah kegiatan kepanduan Hizbul Wathan dimulai. Anak-anak Pandu Athfal mulai berjajar membentuk barisan menjadi 8 kelompok. Persiapan dilakukan, pembina kepanduan Hizbul Wathan Ramanda Fahrurrozi memimpin kegiatan, mula-mula anak-anak mendapatkan pengarahan tentang kegiatan yang akan dilakukan hari ini.
“Suara gemuruh anak mulai terdengar pada saat diajak untuk bertepuk HW, sebagian peserta kepanduan ada yang lancar bertepuk HW. Sebagiannya lagi kesulitan untuk melakukan tepuk HW, lantaran baru kelas satu dan belum mengerti apa itu HW.
Pembina HW Ramanda Fahrurrozi memberikan materi permainan. Dimulai dengan permainan hitam dan putih. Anak-anak dianjurkan mencari pasangan, setelah masing-masing mendapatkan pasangan permainan dimulai, suara teriak, gelak tawa, riang gembiara terdengar ramai.
Permainan berikutnya, jelas Ramanda Fahrurrozi yaitu trus fall. Permainan ini membutuhkan kepercayaan dan membangun keberanian dan kerjasama yang baik. Sebagian peserta pun mulai mencoba dengan menjatuhkan badannya ke belakang pada posisi lurus dan kaku.
Lanjut Ramanda Fahrurrozi, kemudian sebagian teman yang lain menyanggahnya dari belakang dan didorong kembali berdiri tegak. Berkali anak-anak mencobanya, mula-mula ada perasaan takut, setelah itu merekapun bergiliran bahkan berebut mencoba dengan enjoynya
Tidak kalah serunya, tambah Ramanda Fahrurrozi permainan baris-berbaris. Permainan ini membutuhkan konsentrasi, kejelian dan kekompakan setiap kelompok.
Selanjutnya Ramanda Fahrurrozi memberikan intruksi, anak-anak diperhatikan! Jika saya mengatakan yang sebenarnya, maka anak-anak harus melompat kearah sesuai perintah. Jika saya mengatakan yang sebaliknya, maka anak-anak harus lompat kearah yang berlawanan dengan perintah
Ramanda Fahrurrozi menambahkan, permainan dimulai dengan serunya. Barisan kelompok yang semula rapi menjadi acak-acakan. Ada kelompok yang bertahan dengan barisannya
“Tak mau ketinggalan, para ustadzahnya pun ingin mencoba permainan ini. Meraka bergabung dengan anak-anak, merekapun ikut merasakan kegembiraan dan keceriaan pada saat kegiatan kepanduan Hizbul Wathan,” pungkasnya.
Reporter : Fathurrahim Syuhadi