Harga Rajungan Belum Normal, Nelayan Tradisional Lamongan Beralih Tangkap Rebon

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Hampir 2 bulan nelayan tradisional Lamongan penangkap rajungan masih menerima kenyataan yang pahit, karena rajungan hasil tangkapan harganya masih di bawah standar. Saat ini harga rajungan masih belum beranjak dari titik harga yang terendah, harga tangkapan rajungan dari nelayan berkisar antara Rp 25.000 sampai dengan Rp 30.000.

Sebagian nelayan tradisional tidak melaut karena hasil tangkapan rajungan harganya masih murah, sebagai pertimbangan antara modal yang dikeluarkan untuk melaut dengan hasil tangkapan yang diperoleh hasilnya tidak seimbang. Sebagian nelayan mencari alternatif untuk menangkap rebon dengan harapan tetap memperoleh penghasilan agar api kompor dapur keluarganya masih tetap menyala.

Rebon merupakan jenis udang dengan ukuran kecil sebagai bahan dasar untuk membuat terasi. Adapun prosesnya rebon dijemur di bawah terik matahari yang panas agar menjadi sangat kering, rebon kering disebut dengan istilah ebi (udang kecil-kecil yang sudah dikeringkan sebagai bahan dasar untuk membuat terasi atau digunakan sebagai bumbu dalam masakan).

Hasil pantauan reporter lintasjatimnews, Minggu (24/7/2022) di perkampungan nelayan tradisional di Babakan Rembug Rukun Paciran. Salah satu nelayan, Muhajir mengatakan, “Saya sudah 3 hari ini beralih menagkap rebon karena hasil tangkapan rajungan harganya masih murah. Alhamdulillah hari ini saya miyang (melaut) mendapatkan hasil 1,5 kuintal rebon, saat ini harga basah rebon Rp 3.000 per kilogram. Biasanya saya berangkat pukul 05.00 WIB, setelah salat subuh dan pulang pukul 12.00 WIB, “demikian katanya.

Hal senada juga dituturkan oleh nelayan lainnya, Sapenan saat menjemur rebon, “Nelayan tradisional di Babakan Watu Bolong, Sidodadi, Rembug Rukun, Watu bayang, dan Gerong sebagian beralih menangkap rebon walaupun musimnya belum tiba. Alhamdulillah, nelayan mendapat hasil tangkapan rebon rata-rata 1,5 kuintal sampai dengan 2 kuintal, “demikian tuturnya.

Musim tangkapan jenis udang rebon biasanya di bulan Agustus, tetapi bulan Juli tahun ini (2022) rebon sudah mulai banyak dan bersemi. Hal lain yang menjadi alasan nelayan untuk menangkap rebon karena hasil tangkapan rajungan masih dihargai murah. Ketika musim tangkapan rebon tiba, biasanya nelayan mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah mulai dari 2 kuintal sampai dengan 4 kuintal.

Nelayan tradisional Lamongan biasanya menggunakan alat tangkap berupa sontok yang bentuknya segi tiga, kemudian diberi jaring berukuran kecil (waring) dan yang dilengkapi dengan pipa besi sepanjang 8 meter sampai dengan 10 meter untuk diberi tali tampar pada masing-masing ujungnya.

Sontok ditenggelamkan di dasar laut kemudian ditarik oleh perahu kira-kira durasi waktunya antara 1 jam sampai dengan 2 jam, kemudian diangkat ke permukaan laut untuk mengetahui hasilnya. Kegiatan menenggelamkan alat tangkap sontok ke dasar laut dan ditarik, biasanya dilakukan 3 sampai dengan 4 kali tarik.

Reporter: Ali Efendi