LAMONGAN lintasjatimnews – Pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Al Iskandariyah Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 5 Babat Kampus 3. Kemuhammadiyahan menjadi materi pada DAD yang disampaikan langsung oleh Mubarok, S.IP.
Sebelum penyampaian materi mengenai Kemuhammadiyahan, kegiatan DAD diawali dengan motivasi yang disampaikan Mubarok, S.IP.
Dalam materi Kemuhammadiyahan, Mubarok menyampaikan dengan pembawaan yang seru dan tidak membosankan sehingga menarik perhatian peserta DAD. Diawali dengan menyampaikan sejarah berdirinya Muhammadiyah.
“Salam Muhammadiyah adalah salam kemajuan”, tegas Mubarok, kepada peserta DAD. Beliau juga menceritakan kisah perjuangan K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri pergerakan Muhammadiyah, mendirikan sekolah pada masanya sebagai fokus Muhammadiyah dalam bidang pendidikan.
Misi utama pergerakan Muhammadiyah adalah kemajuan, dan untuk mencapai kemajuan adalah dengan menguasai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat dikuasai dengan belajar sungguh-sungguh, sehingga nantinya, ilmu itu dapat menjadi cahaya bagi kehidupan.
Menjaga koridor organisasi dalam artian Muhammadiyah harus menjadi organisasi yang konsisten senantiasa menumbuhkan harapan menjadi organisasi yang menggemakan panji dakwah Islam yang kokoh murni memperjuangan Islam yang sebenar-benarnya bukan malah terhanyut oleh kubangan politik yang mengkikis niat sesuai dengan garis perjuangan Muhammadiyah (khittah).
“Kalau pun mau berpolitik silahkan, namum menjadi catatan bahwa dalam ber-diaspora harus kokoh dalam tujuan, harus mampu menebar kebaikan membuat arus bukan malah tergilas dan redup dalam dinamika lahan. Hal itulah, menjadi konsekuensi berdiaspora untuk terus tegak dimana pun berada melewati batas diri. Tetap komitmen yang beridentitas, membumikan gerakan Muhammadiyah dengan cara lain, mengawal dan memajukan Muhammadiyah dengan strategi lain,” tuturnya.
Mubarok menjelaskan ada dua skenario besar yang dapat dimainkan oleh Muhammadiyah, yaitu pertama, peran politik institusional. Muhmmadiyah memainkan fungsi atau peranan secara kelembagaan. Bahwa Muhammadiyah secara organisasi (institusi) memainkan fungsi sebagai kelompok penekan, kelompok kepentingan, dan kelompok asosiasi yang memberikan kontrol politik, mempengaruhi pengambilan kebijakan politik, memainkan public opinion, memberikan pendidikan budaya politik, melakukan lobby, membangun komunikasi dan hubungan personal, menyampaikan protes dan demonstrasi, serta fungsi-fungsi politik tidak langsung lainnya, baik yang konvensional maupun non konvensional sesuai dengan dengan kepentingan, kondisi, dan prinsip yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
“Kedua, peran politik personal. Peran ini dimainkan oleh orang-orang Muhammadiyah yang aktif dalam partai politik, anggota legislatif dan eksekutif, dan mereka yang berada di jalur institusi kenegaraan atau pemerintahan sesuai dengan posisi dan fungsi masing-masing. Peran personal juga dapat dimainkan oleh kader-kader Muhammadiyah di dunia swasta dan kaum profesional sesuai dengan kapasitas masing-masing,” pungkasnya.
Reporter: Fathan Faris Saputro