LAMONGAN lintasjatimnews – Peserta penuh semangat mengawali materi Al-Islam yang disampaikan oleh Mubarok dalam kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) Pimpinan Komisariat Allende Universitas Muhammadiyah Surabaya, di Mts Muhammadiyah 08 Sidokelar Paciran, Kamis (10/3/2022).
Anggota Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan itu mengajak peserta untuk mengikuti materi dengan serius. Peserta mengikutinya dengan khidmat.
“Periode abad pertengahan Islam dimulai saat Bani Abbasiyah runtuh pada 1258 hingga timbul kebangkitan kembali pada sekitar abad ke-19. Pada abad pertengahan, berbagai krisis yang sangat kompleks menerpa dunia Islam hingga mengakibatkan kemunduran. Periode abad pertengahan ini dapat dibagi lagi ke dalam dua pembabakan, yaitu masa kemunduran 1250-1500 dan masa tiga kerajaan besar 1500-1800,” katanya dalam penyampaian materi bertema Islam Masa Kini.
Wakil Ketua Kwarda HW Lamongan ini membeberkan, awal kemunduran peradaban Islam dimulai saat Bagdad, yang merupakan ibu kota Bani Abbasiyah dan pusat peradaban Islam, diserang dan dihancurkan oleh tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan pada 1258.
“Tentara Mongol pimpinan Hulagu Khan menyerang Bagdad setelah Khalifah Bani Abbasiyah saat itu, Al-Mu’tashim, menolak menyerah. Invasi yang dilakukan Hulagu Khan berlangsung brutal dan terjadi pembantaian lebih dari satu juta penduduk Bagdad,” tegas pria kelahiran tahun 1989 ini.
Tindakan brutal ini menghancurkan peradaban Islam, baik secara fisik, psikis, sosial, politi, dan kultural. Jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri Kekhalifahan Abbasiyah, tetapi juga menjadi awal kemunduran peradaban Islam karena pusat keilmuan Islam telah hancur.
Setelah menguasai Baghdad dan Persia, tentara Mongol kemudian bergerak ke Mesir untuk menaklukkan Dinasti Mamluk atau Mamalik yang saat itu berkuasa. Setelah itu, hingga 85 tahun kemudian, dunia Arab, dikuasai oleh bangsa Mongol di bawah pemerintahan Dinasti Ilkhan, yang kehadirannya semakin membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.
Dinasti Ilkhan Di masa suram peradaban Islam, ada penguasa Dinasti Hulagu Khan atau Dinasti Ilkhan yang memperhatian ilmu pengetahuan, yaitu Mahmud Ghazan 1295-1305. Mahmud Ghazan adalah Raja Ilkhan pertama yang beragama Islam, sehingga mau membangun kembali peradaban Islam dengan mendirikan beberapa perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi. Selain itu, Mahmud Ghazan juga membangun perpustakaan, laboratorium penelitian, dan beberapa gedung umum lainnya.
“Meski demikian, Dinasti Ilkhan pada akhirnya terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, seperti Kerajaan Jaylar di Baghdad, Kerajaan Salghari di Fars, dan Kerajaan Muzaffari. Menjelang akhir abad ke-14, Dinasti Ilkhan berada di bawah kekuasaan Timur Lenk, yang lebih kejam dari pendahulunya dan selalu melakukan penaklukan dengan pembantaian serta menghancurkan fasilitas-fasilitas Islam,” ujarnya.
Peradaban Islam Mesir dan Spanyol pada masa abad pertengahan Islam, peradaban Islam di Mesir dikuasai oleh Dinasti Mamluk, yang mengalami kemajuan di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, filsafat, dan arsitektur. Perkembangan ilmu pengetahuan ini kemudian melahirkan beberapa ilmuwan besar, seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, Nasir Al-Din Al-Tusi, Abu Al-Faraj, Abu Hasan Ali Al-Nafis. Meski tercatat pernah menghancurkan tentara Mongol dan pasukan Salib, dinasti ini akhirnya hancur.
Barok, sapan akrabnya mengatakan sikap pemimpin dan gaya hidup yang royal serta tidak memperhatikan pada perkembangan kerajaan membuat Dinasti Mamluk runtuh. Di Spanyol, peperangan terjadi antara dinasti-dinasti Islam dengan raja-raja Kristen. Ketika dinasti-dinasti Islam sibuk berseteru, raja-raja Kristen bersatu, sehingga para penguasa Islam pun dikalahkan. Pada awal abad ke-17, kejayaan Islam di Spanyol pun resmi berakhir.
Di akhir materi, Ustadz Barok berharap agar kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mampu mewujudkan dan mengimplementasikan karakter seperti sosok-sosok cendekiawan dan ilmuwan muslim yang berhasil tampil mengagumkan.
“Pada abad pertengahan, Islam bukan hanya mundur dalam segi kekuatan militer dan wilayah, tetapi juga dalam hal ilmu pengetahuan. Salah satu efek kemunduran Islam adalah stagnasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, pada fase kemunduran, tidak ada sosok cendekiawan dan ilmuwan muslim yang berhasil tampil mengagumkan, sebagaimana para pelopor kejayaan Islam di era Klasik,” pungkasnya.
Reporter: Fathan Faris Saputro