MALANG (lintasjatimnews.com) – Sejumlah sektor di Indonesia mati suri akibat diterpa badai Covid 19 atau Virus Corona. Bahkan, seluruh negara di dunia juga mengalami hal serupa. Sehingga, berbagai aspek diyakini telah lumpuh total.
Mulai dari masyarakat dengan status yang kaya raya sampai fakir miskin ikut terkena imbasnya. Tanpa memandang usia, kewarganegaraan, kebangsaan, keyakinan dan ideologi. Khususnya di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta nilai ketaqwaan maupun spiritual.
Agar beban masyarakat tidak bertambah, Dompet Dhuafa Jawa Timur menggalakan Aksi Peduli Dampak Corona (APDC). Program ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak supaya bisa mengatasi pandemi bersama sama.
Salah satu bantuan di dalamnya adalah budidaya perikanan nila atau disebut dengan Budidaya Ikan Kolam Buatan (Budi Kolbu), dan Budi Daya Ikan Ember (Budi Kamber). Ini merupakan aksi yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Terutama mereka yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur, Kholid Abdillah, menuturkan, Budi Kolbu adalah program padat karya multi guna yang bersifat mendidik masyarakat Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
“Budidaya ikan saat ini mengalami naik daun ditengah pandemi. Banyak sekali orang belajar hal tersebut karena tidak perlu keluar rumah,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis siang (17/9/2020).
Disamping itu, lanjut Kholid, budidaya tersebut tidak membutuhkan ketelitian yang dalam dan murah. Tidak perlu melihat bentuk dan jenis kelamin ikan nila.
“Tempatnya berdiameter kurang lebih 2 meter. Harganya sekitar Rp 700 ribu, nanti bisa menampung ratusan ekor. Per ekor 200 gram,” tuturnya.
Dan yang paling utama, tuntas Kholid, bermanfaat bagi warga sekitar. Karena melibatkan berbagai pihak.
“Semua masyarakat pasti terdampak dan takut. Tapi kita harus bangkit dan bersatu melawan wabah ini,” pesannya (Ramadhani/Panji)