LAMONGAN lintasjatimnews – Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Lamongan selenggarakan Sekolah Ekoliterasi pertama di Jawa Timur. Kegiatan yang diselenggarakan di SMKM 5 Babat ini diikuti perwakilan pelajar sekabupaten Lamongan. Pembukaan Sekolah Ekoliterasi ini dilaksanakan, Jumat 13/11/2021
Abdul Kholis Fadli Ketua Umum IPM Kabupaten Lamongan mengatakan tujuan dilaksanakan Sekolah Ekoliterasi untuk membentuk konstruksi berpikir kader, menganalisis tentang problematika persoalan lingkungan hidup dan menawarkan solusi dalam bentuk gagasan, advokasi, gerakan maupun karya kreatif.
Lanjutnya, degradasi lingkungan merupakan salah satu kesulitan yang tidak dapat dihindari oleh umat manusia. Pelajar di Indonesia harus cepat memahami akibat dari kerusakan lingkungan sebelum terlambat.
Ia menambahkan, degradasi lingkungan tidak hanya mengakibatkan krisis kemanusiaan, tetapi juga hilangnya sumber daya alam untuk generasi mendatang. IPM merupakan organisasi pelajar yang tumbuh bersama dinamika masyarakat.
“IPM kerap dipandang sebagai agen perubahan. Karenanya IPM harus mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan alamnya”, jelas Pembina Ponpes Al Mizan Lamongan ini
Abdul Kholis Fadli menjelaskan pemaknaan Ekoliterasi sendiri digagas dan dikenalkan oleh Fritjof Chapra pada tahun 2002, yang menggugat modernisasi melalui pendekatan empirisnya. Berangkat dari gagasan Descrates “cogito ergosum” aku berfikir maka aku ada. Ke-Aku-an inilah yang menyebabkan manusia cenderung eksploitatif, destruktif, dan tidak peduli terhadap alam.
“Ekoliterasi merupakan keadaan melek lingkungan, yang berupaya untuk mengenalkan dan memperbarui pemahaman masyarakat akan pentingnya ekologis global. Sehingga dapat menyeimbangkan antara antara pembangunan dan kelestarian alam”, pungkasnya
Sementara itu M. Hengki Pradani Kepala Sekolah Ekoliterasi menyampaikan bahwa Sekolah Ekoliterasi merupakan wadah untuk interaktif kader-kader IPM yang potensial di Kabupaten Lamongan dan sekitarnya. Dipandu dengan kegiatan yang mendukung menggunakan sistem pendidikan orang dewasa andragogi dan mengikuti pendekatan partisipatori.
Menurutnya, jenis kegiatan Sekolah Ekoliterasi meliputi sharing pengalaman dan ide variasi peserta dari berbagai daerah dan juga latar belakang profesi, pendidikan dan pengalaman. Hal ini diasumsikan memiliki kelebihan dan kekurangan berbeda yang digunakan memperkaya hasanah pengetahuan. Peserta juga banyak melakukan diskusi dan psikogame
Hengki Pradani menambahkan metode yang digunakan dalam Sekolah Ekoliterasi yakni ceramah dan tanya jawab, FGD, role play, simulasi, studi kasus, curah pendapat, sharing dan ice breaker
“Output lulusan Sekolah Ekoliterasi dapat menjabarkan tentang isu-isu krisis iklim, pangan, hutan atau apa yang bermakna dalam kehidupan terkait alam semesta”, pungkasnya (Fathurrahim Syuhadi)