SURABAYA (lintasjatimnews) – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas pengembangan aplikasi khusus untuk mahasiswa berkebutuhan khusus pada pertemuan yang diselenggarakan di Meeting Room Lantai 6 Gedung Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNESA.
Sekretaris LPPM Dr. Oce Wiriawan, M.Kes mengungkapkan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam meningkatkan layanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Karena itu, antar perguruan tinggi harus berkolaborasi dalam melahirkan inovasi untuk anak berkebutuhan khusus. (24/09/2021).
“UNESA punya keunggulan di bidang disabilitas, seni budaya, dan ilmu keolahragaan yang telah kami kembangkan. Kami sangat terbuka untuk diskusi dan berkolaborasi. Harapannya Unesa dapat mengembangkan berbagai penelitian karya terapan secara berkelanjutan,” ujar Oce.
Sebagai perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Malang, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Arina Restian, M.Pd mengungkapkan tentang tujuan dari pembuatan aplikasi difabel tersebut. Menurutnya, aplikasi difabel dapat memudahkan mahasiswa yang memiliki hambatan penglihatan dan pendengaran dalam mengakses dan melakukan kegiatan akademik, seperti ujian, tuga, maupun skripsi.
Arina melanjutkan, pihaknya menggandeng UNESA sebagai tempat uji coba aplikasi difabel karena UNESA memiliki track record yang panjang dalam bidang disabilitas dan memiliki banyak mahasiswa disabilitas serta punya relawan yang tergabung dalam Pusat Studi Layanan Disabilitas.
Ia mengapresiasi segala bentuk layanan disabilitas di UNESA. Baginya itu luar biasa. “MC kegiatan ini saja ternyata adalah mahasiswa tuna netra dan dalam ruangan juga disediakan relawan khusus. Kami sangat belajar banyak dengan lingkungan ramah disabilitas yang dibangun UNESA,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bahwa aplikasi difabel yang dirancang tersebut memiliki fitur untuk menyampaikan keluhan yang dapat disampaikan oleh masyarakat disabilitas. Selain itu, cara kerja dari aplikasi ini serupa dengan aplikasi ojek online, yakni masyarakat disabilitas dapat menghubungi relawan yang tergabung dalam aplikasi dan membuat janji untuk membantu mahasiswa disabilitas melaksanakan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan perkuliahan.
Ke depannya, evaluasi dan pengembangan akan dilakukan untuk membuat fitur aplikasi yang lebih baik lagi dan mudah digunakan oleh mahasiswa disabilitas. “Aplikasi ini memiliki keunggulan karena tanpa memiliki nomor whatsapp relawan dan mahasiswa disabilitas akan langsung terhubung dengan relawan yang siap membantu,” jelasnya. (Nafisha/putri/qulbi).