SURABAYA (lintasjatimnews) – Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung Desain Besar Olahraga Nasional yang baru-baru ini diluncukan pemerintah. Salah satunya bisa dengan upaya optimalisasi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehata (PJOK) seperti yang dilakukan Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya (FIO UNESA) dengan Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Kota Surabaya
Kegiatan tersebut salah satu bentuk Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Program pengabdian kepada masyarakat (PKM) itu berjudul ‘Optimalisasi Guru PJOK Sekolah Dasar Kota Surabaya Melalui Modifikasi Permainan Petanque’.
Peserta yang terlibat sebanyak 20 guru PJOK tingkat SD di Kota Surabaya. Kegiatan dipusatkan di SDN Tambak Wedi, Surabaya. SDN Tambak Wedi dipilih karena nantinya akan dijadikan sebagai Pilot Project pembinaan cabor Petanque di tingkat Sekolah dasar di Kota Surabaya.
Penanggung jawab kegiatan PKM Abdul Hafidz, M.Pd yang juga dosen FIO UNESA mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni 11-12 September 2021. Adapun ‘bekal’ yang diberikan kepada guru PJOK meliputi teori dan praktek yang mencakup, (1) teknik dasar Petanque, (2) pelatihan shooting, (3) pelatihan pointing.
Selain itu, (4) metodologi pelatihan Petanque, (5) peraturan pertandingan, (6) psikologi olahraga Petanque, dan (7) pelatihan fisik olahraga Petanque. “Materi yang kami sampaikan mengarah pada hal-hal yang bersifat fundamental untuk pengelolaan, pelatihan yang dapat dikembangkan guru pada siswa di sekolah,” ujarnya.
Pria yang juga sebagai ketua harian FOPI Kota Surabaya itu menambahkan bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk membekali guru PJOK tentang cabang olahraga (cabor) Petanque baik dari sisi teori maupun praktek.
Dari para guru tersebut diharapkan lahir bakat-bakat olahraga, khususnya cabor Petanque dari para siswa sekolah-sekolah di Surabaya. “Kami percaya, bakat-bakat itu bisa lahir dari para guru yang profesional dan itu yang kami upayakan bersama,” tutur pria yang juga sebagai Wakil Direktur II Program Vokasi UNESA itu.
Ketua FOPI Kota Surabaya Dwi Aprijanto, S.Pd., MM., mengatakan, Petanque merupakan cabor baru dan di Indonesia, federasinya mulai dibentuk pada 2011.
Dibandingkan dengan cabor yang lain, olahraga tersebut relatif lebih terjangkau, tidak membutuhkan lahan yang luas, bisa dilakukan segala usia, dan tidak membutuhkan kondisi fisik seperti cabor-cabor lain.
“Apresiasi untuk UNESA telah bantu sosialisasi dan membekali para guru PJOK tentang Petanque,” kata pria yang juga Kepala Sekolah di SDN Tambak Wedi 508, Surabayat itu.
Ketua Harian Pengprov FOPI Jawa Timur Dr. Nurkholis, M.Pd berharap kegiatan ini menjadi jalan untuk menemukan talenta-talenta atlet Petanque dari kalangan pelajar tingkat dasar. Karena itu, katanya, kegiatan tersebut perlu berkesinambungan dan harus ditindaklanjuti dalam bentuk pendampingan. Juga, harus ada target yang ditetapkan sehingga ke depannya Kota Surabaya bisa menghasilkan bibit atlet yang dapat mengharumkan nama Jawa Timur di tingkat nasional dan Indonesia di tingkat dunia. (Nafisha/putri/qulbi).