SURABAYA (lintasjatimnews) – HMJ Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNESA mengadakan Webinar dan Pelatihan Retorika dengan tema “Pentingnya Critical Thinking dan Public Speaking bagi Mahasiswa di Era Society 5.0”
Sebanyak 390 peserta dari mahasiswa PGSD dan Umum yang mengikuti acara tersebut. Narasumber yang dihadirkan yaitu M. Syafiul Muktapa selaku Founder of Bicarapede Academy dan Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum., M.A., selaku Dosen Pendidikan Sejarah UNESA. (11/09/2021).
Acara tersebut dibuka oleh Ulhaq Zuhdi, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Jurusan PGSD. Ia mengatakan bahwa hard skill harus dibarengi dengan soft skill, salah satunya berupa kemampuan komunikasi yang baik. “Soft skill sangat penting abad ini. Kemampuan menyampaikan ide dan pesan kepada lawan bicara tanpa menyinggung perasaan lawan bicara, tentu saja akan berpengaruh banyak terhadap nilai personal dan profesional kita,” ucap Ulhaq.
Syafiul Muktapa yang kerap disapa Kak Uta menjadi narasumber pertama membahas tentang “Public Speaking”. Ia menyampaikan bahwa public speaking merupakan salah satu kemampuan kunci di era revolusi industri 4.0. Karena itu harus terus dilatih dan ditingkatkan.
Agar memiliki kemampuan public speaking yang baik, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Pertama, terus melakukan latihan. Kedua, memerhatikan GEMES; gestur, ekspresi, moving, eye contact, smilling voice. Ketiga, memperkaya data dan imajinasi dalam konten yang ingin disampaikan. Ketiga, atur suara, intonasi, volume, energi. Keempat, sesuaikan diksi dan menggunakan teknik yang benar.
Kemudian cara jadi guru hebat dengan public speaking yang tepat terbagi atas 5 cara. “Pertama, gunakan teknik 20:60:20. Kedua, gunakan teknik story telling. Ketiga gunakan media pembelajaran. Keempat gunakan suara yang atraktif dan yang terakhir menasehati bukan membatasi,” ucapnya.
Rojil Nugroho Bayu Aji, S.Hum., M.A., sebagai narasumber kedua menjelaskan tentang “Retorika (The Art of Speaking) Berupa 3 Hal Penting Retorika dari Aristoteles”. Menurutnya, retorika, (1) harus mampu menunjukkan kemampuan di hadapan khalayak. (2) Mampu menyentuh hati khalayak berupa perasaan, emosi, dan harapan. (3) Meyakinkan khalayak dengan bukti.
Selain itu, Rojil juga berbagi tips seni berbicara. Menurutnya, berbicara yang baik lahir dari proses belajar dan membaca yang baik pula. Selain itu sering diskusi, menentukan irama bicara tanpa teks, dan berlatih berbicara dengan gesture. “Masalah skill tidak diperoleh dengan pemahaman, tetapi lewat kebiasaan dan latihan terus menerus,” tutur Rojil. (Nafisha/putri/qulbi).