Ibu sebagai Pilar Ketahanan Bangsa dan Madrasah Pertama Generasi Berkarakter

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Lamongan, Hj. Diyana Mufidati, SAg, S.Pd., menegaskan kembali peran strategis ibu sebagai fondasi utama dalam membangun ketahanan bangsa dan peradaban yang berakhlak mulia.

Menurutnya, ibu bukan hanya sosok pendamping dalam keluarga, tetapi merupakan pilar utama ketahanan bangsa (imaadul bilad) yang menentukan arah masa depan umat dan negara.

“Ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dari rahim, pelukan, dan teladan seorang ibu, lahir generasi yang berkarakter mulia. Karena itu, ibu layak disebut madrasatul ula, sekolah pertama bagi kehidupan manusia,” ungkap Hj. Diyana dalam pernyataannya.

Ia menambahkan bahwa kemuliaan seorang ibu tidak semata diukur dari peran biologisnya, melainkan dari kepribadian perempuan yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, serta memiliki kesadaran spiritual dan sosial. Nilai-nilai inilah yang kemudian diwariskan kepada anak-anak dalam keseharian, melalui tutur kata, sikap, dan keteladanan hidup.

Dalam konteks bangsa yang tengah menghadapi berbagai tantangan moral, sosial, dan budaya, Hj. Diyana menilai peran ibu semakin strategis. Ibu menjadi benteng pertama dalam menjaga nilai kemanusiaan, keimanan, dan kebudayaan agar tidak terkikis oleh arus globalisasi yang sering kali abai terhadap etika dan adab.

“Sudah selayaknya para ibu diberi ruang yang luas untuk berkembang, baik dalam pendidikan, ekonomi, maupun peran sosial. Dengan begitu, ibu akan semakin mampu menyiapkan generasi yang tangguh, cerdas, dan berkeadaban,” tegas ibu empat putra putri ini

Menurutnya, pemberdayaan perempuan dan ibu bukanlah ancaman bagi keluarga, justru menjadi penguat ketahanan keluarga dan masyarakat.

Peringatan Hari Ibu, lanjut Hj. Diyana, seharusnya tidak berhenti pada seremoni atau ucapan simbolik semata, tetapi menjadi momentum refleksi bersama untuk menghadirkan kebijakan, budaya, dan lingkungan yang ramah terhadap peran ibu. Dukungan suami, keluarga, masyarakat, dan negara sangat dibutuhkan agar ibu dapat menjalankan perannya secara optimal.

Nilai kemuliaan ibu juga ditegaskan dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14).

Melalui semangat Hari Ibu, ‘Aisyiyah Lamongan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memuliakan ibu, memberdayakan perempuan, dan bersama-sama menyiapkan generasi masa depan yang berakhlak mulia, berdaya saing, serta berkeadaban.

Reporter Fathurrahim Syuhadi