Dasyatnya Ketika Doa Orang Tua Menjadi Sayap Mimpi

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Doa orang tua memiliki kekuatan yang sering kali tak terlihat, namun nyata dirasakan dalam perjalanan hidup seorang anak. Hal inilah yang ditekankan oleh Maftuhah, M.Pd., Dosen STIT Muhammadiyah Paciran, dalam refleksi inspiratif bertajuk Ketika Doa Orang Tua Menjadi Sayap Mimpi, Sabtu (13/12/2025)

Refleksi ini menjadi pengingat bahwa doa orang tua adalah fondasi spiritual yang menjadikan mimpi tidak hanya tercapai, tetapi juga bermakna dan penuh keberkahan.

Dalam pemaparannya, Maftuhah menegaskan bahwa mimpi bukan semata hasil kerja keras individu, melainkan juga tumbuh dari restu dan doa orang tua yang senantiasa menyertai langkah anak-anaknya. “Ada banyak mimpi di dunia ini, tetapi tak ada yang tumbuh seteguh mimpi yang disiram restu dari orang tua,” ungkapnya.

Menurutnya, di balik setiap langkah yang kadang terasa berat dan penuh keraguan, selalu ada doa ibu dan ayah yang diam-diam dipanjatkan. “Di balik langkah kita yang kadang gemetar, ada dua pasang tangan yang diam-diam menadah langit agar jalan kita dipermudah,” tutur Wakil Ketua STIT Muhammadiyah Paciran

Ia menggambarkan bagaimana sejak kecil, anak-anak dibesarkan dengan kelembutan seorang ibu dan keteguhan seorang ayah. Keduanya menjadi sumber kekuatan yang kerap luput disadari. “Kita mungkin merasa bahwa mimpi adalah hasil kerja keras pribadi, tetapi sesungguhnya ada kekuatan tak kasatmata yang selalu mendukung restu mereka,” jelas ibu satu putra ini.

Lebih jauh, Maftuhah menekankan bahwa restu orang tua bukan sekadar formalitas, melainkan energi spiritual yang membukakan jalan. “Restu orang tua bukan hanya ucapan ‘ya, silakan’, tetapi energi yang menuntun dan menguatkan, bahkan membukakan pintu-pintu yang sebelumnya tampak mustahil,” ujar perempuan kelahiran 1992 ini

Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, ia mengingatkan generasi muda agar tidak melupakan peran orang tua dalam setiap capaian. “Secepat apa pun langkah kita mengejar masa depan, jangan lupa menoleh. Ada senyum ibu yang menunggu kabar baik dan doa ayah yang tak pernah putus,” kata Maftuhah.

Ia juga mengajak setiap anak untuk selalu mengawali langkah besar dengan kerendahan hati. “Sebelum menjemput mimpi, datanglah pada mereka. Mintalah izin dan restu, biarkan doa orang tua menjadi sayap yang melindungi perjalanan kita,” pesan dosen yang produktif menulis ini

Menutup refleksinya, Maftuhah menegaskan bahwa keberhasilan sejati adalah yang kembali dipersembahkan kepada orang tua. “Pada akhirnya, mimpi tanpa restu hanyalah perjalanan panjang yang sepi. Tetapi mimpi yang diberkati adalah perjalanan yang dipayungi cahaya,” pungkasnya

Reporter Fathurrahim Syuhadi