TEGAL lintasjatimnews – Di balik setiap keberhasilan, selalu ada cerita perjuangan yang tak sederhana. Begitu pula kisah hidup Muhammad Khairul Umam, S.Pd., M.Pd., seorang anak petani asal Kendal yang membuktikan bahwa kesungguhan, kesabaran, dan keikhlasan dapat menembus segala keterbatasan.
Muhammad Khairul Umam lahir pada 26 Mei 2001, ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang kesehariannya menggantungkan hidup dari hasil bumi. Dari tanah dan keringat orang tuanya, Khairul belajar arti ketekunan dan kejujuran.
Sejak kecil, lingkungan sederhana tidak pernah membuatnya kecil hati. Justru di sanalah ia menemukan pelajaran hidup paling berharga: bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada harta, melainkan pada kerja keras dan keberkahan. Setiap pagi, ia melihat ayah dan ibunya berangkat ke sawah dengan semangat, meski panas dan hujan silih berganti.
Pemandangan itu menanamkan keyakinan dalam dirinya bahwa hidup adalah perjuangan yang harus dijalani dengan ikhlas.
Panggilan Jiwa Seorang Guru
Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah, ia menempuh pendidikan tinggi hingga memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.), Khairul Umam memilih jalan pengabdian menjadi guru honorer di madrasah. Meski penghasilan jauh dari cukup, ia menjalaninya dengan hati yang penuh cinta.
Baginya, menjadi guru bukan sekadar pekerjaan, tetapi ibadah dan tanggung jawab moral. Ia sadar bahwa di balik setiap anak didik yang berhasil, ada guru yang rela berkorban, menanamkan nilai dan ilmu dengan keikhlasan. Dalam setiap langkahnya mengajar, ia selalu berpegang pada sabda Rasulullah Saw “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Hadis itu menjadi prinsip hidupnya. Ia ingin menjadi manusia yang bermanfaat, yang menebarkan ilmu bukan karena pamrih, tetapi karena cinta kepada Allah dan umat.
Ujian dalam Kehidupan dan Pendidikan
Tahun 2022 menjadi babak baru dalam hidupnya. Ia menikah dan membangun keluarga kecil yang harmonis. Allah Swt kemudian menganugerahkan seorang anak yang menjadi sumber semangat dan kebahagiaan di tengah kesibukan serta perjuangan. Namun, kehidupan seorang guru honorer yang sederhana tidak lepas dari ujian. Ia harus menafkahi keluarga dengan pendapatan terbatas, sambil tetap menjaga idealisme untuk mendidik dengan sepenuh hati.
Di tengah tanggung jawab itu, Khairul Umam tidak berhenti bermimpi. Ia bertekad melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister Pendidikan (M.Pd.) di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Keputusan ini tidak mudah. Ia harus membagi waktu antara mengajar, kuliah, mengerjakan tugas, penelitian, dan peran sebagai suami serta ayah.
Kelelahan fisik dan tekanan mental sering datang silih berganti. Tak jarang ia merasa nyaris menyerah karena keterbatasan biaya dan waktu. Namun doa orang tua, dukungan istri tercinta, dan tawa kecil sang buah hati menjadi sumber energi yang membuatnya tetap bertahan. Ia yakin dengan janji Allah dalam Al-Qur’an “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy-Syarh: 6)
Ayat ini menjadi penguat langkahnya di saat lelah. Ia percaya bahwa setiap perjuangan pasti membawa berkah jika dijalani dengan ikhlas.
Setelah melewati berbagai rintangan, akhirnya kerja keras dan doa panjang itu berbuah manis. Muhammad Khairul Umam berhasil menyelesaikan studi pascasarjana dan menyandang gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Gelar itu bukan sekadar prestasi akademik, tetapi juga simbol perjuangan dan keteguhan hati.
Bagi Khairul, gelar ini bukan miliknya sendiri. Ia mempersembahkannya untuk orang tua yang telah bekerja tanpa lelah di sawah demi masa depan anak-anaknya, untuk istri dan anak yang setia mendukung, serta untuk para muridnya yang menjadi alasan ia terus melangkah.
Kini, setiap kali ia berdiri di depan kelas, ia tidak hanya mengajarkan rumus atau teori, tetapi juga menanamkan nilai-nilai perjuangan, kesabaran, dan keikhlasan. Ia ingin para siswanya percaya bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi.
Makna dan Inspirasi dari Sebuah Perjalanan
Kisah hidup Muhammad Khairul Umam mengajarkan banyak hal. Ia membuktikan bahwa profesi guru honorer bukanlah batasan, melainkan ladang pahala dan pembentukan karakter. Di tengah segala keterbatasan, ia menanam harapan bahwa ilmu akan membawa kemuliaan, dan pengabdian akan berbuah keberkahan.
Ia adalah representasi nyata dari ungkapan bijak “Orang besar bukan dilahirkan dari kemewahan, tetapi dari perjuangan yang tidak kenal menyerah.”
Gelar S2 yang ia raih bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari pengabdian yang lebih luas. Kini ia berdiri tegak dengan keyakinan bahwa keberhasilan bukan milik mereka yang beruntung, tetapi milik mereka yang tidak pernah berhenti berusaha dan berdoa.
Kisah Muhammad Khairul Umam adalah cermin bagi banyak guru dan generasi muda di seluruh negeri bahwa dari ladang yang sederhana pun dapat lahir seorang pendidik bergelar magister, asalkan ada tekad, kesabaran, dan doa yang tidak pernah putus.
Ia membuktikan bahwa setiap langkah kecil menuju ilmu adalah bagian dari ibadah besar kepada Allah Swt. Dan pada akhirnya, perjuangan hari ini adalah jalan menuju keberhasilan di masa depan “Jangan pernah takut bermimpi, karena Allah Swt akan menuntun langkah mereka yang bersungguh-sungguh.”
Reporter Fathurrahim Syuhadi