Ifat Sutihat S.Pd, M.Pd : Guru Tegar, Ibu Penuh Cinta, dan Pejuang Pendidikan

Listen to this article

JAKARTA lintasjatimnews – Dalam setiap perjalanan hidup manusia, Allah Swt selalu menyiapkan ujian, kesabaran, serta kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat. Demikian pula perjalanan hidup Ifat Sutihat SPd MPd, seorang guru Pendidikan Agama Islam yang lahir di Jakarta pada 16 November 1974. Sejak kecil, beliau sudah ditempa oleh semangat menuntut ilmu dan tekad untuk mengabdi di jalan pendidikan.

Ifat Sutihat menempuh pendidikan dasarnya di SDI Al-Khairiyah dan lulus tahun 1986, kemudian melanjutkan ke SMP Al-Khairiyah 2 hingga selesai tahun 1990. Setelah itu, beliau menempuh pendidikan di MAN V Cilincing, jurusan Agama, dan lulus pada tahun 1993.

Semangatnya di bidang pendidikan agama membawanya melanjutkan ke PGBA (Pendidikan Guru Bahasa Arab) As Shohwah, lalu menempuh D3 Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah pada 2005. Tak berhenti di situ, beliau melanjutkan S1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta dan lulus pada 2008.

Pendidikan tinggi ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga menjadi bekal berharga dalam pengabdiannya sebagai seorang pendidik.

Perjalanan karier Ifat Sutihat dipenuhi dengan dedikasi tanpa henti. Pada tahun 1996–2018, beliau aktif mengajar di TPQ dan Madrasah Diniyah Ta’miliyah (MDT) Baitur Rahman, sekaligus dipercaya sebagai Kepala Sekolah MDT Baitur Rahman sejak 2000 hingga 2024.

Selain itu, beliau juga pernah mengajar di RA Baitur Rahman (1999–2006). Saat ini, beliau masih mengabdikan diri di SDN Rawa Badak Selatan 05, Jakarta, sebagai guru Pendidikan Agama Islam sejak 2005 hingga sekarang.

Keberadaannya di sekolah dan madrasah bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai sosok teladan yang memberikan keteguhan iman, kesabaran, serta semangat belajar bagi murid-muridnya.

Keluarga, Titik Kekuatan dan Ujian

Ifat Sutihat menikah dengan Sukanto, seorang pria asal Pekalongan. Dari pernikahan ini, Allah menganugerahkan tujuh orang anak : lima putra dan dua putri, dengan tiga di antaranya telah berkeluarga. Mereka adalah Muhammad Rifqi Luthfan( S1 dan sudah menikah, Nusaibah Afifah (sudah menikah), Muhammad Taujih Robbany (sudah menikah), Fathiyah Syamilah (masih kuliah di Poltekes), Hafidzah Tsabita (masih SD). Beliau juga telah dikaruniai cucu-cucu yang menjadi sumber kebahagiaan tersendiri.

Namun, kebahagiaan ini juga dibalut ujian berat. Pada tahun 2021, anak bungsunya yang masih berusia 3 tahun didiagnosa leukemia (kanker darah). Sejak saat itu, hari-harinya diwarnai perjuangan mendampingi sang buah hati menjalani kemoterapi di RSCM Jakarta.

Di tengah cobaan berat, Ifat Sutihat tetap memiliki semangat menuntut ilmu. Tahun 2019 ia mendapatkan kesempatan beasiswa S2 di salah satu kampus swasta di Jakarta. Namun, perjalanan kuliah tersebut penuh rintangan: mulai dari pandemi Covid-19 yang membuat perkuliahan daring, hingga masalah administrasi kampus yang membuat nama mahasiswa tidak terdaftar di PDDIKTI.

Meski sempat kecewa, Ifat tidak menyerah. Tahun 2022, ia mengikuti PPG Daljab di UIN Salatiga. Awalnya, beliau berniat mengundurkan diri karena fokus mendampingi anaknya berobat. Berkat dorongan suami dan ibundanya, ia melanjutkan. Perjuangan itu membuahkan hasil: Ifat berhasil lulus PPG pada Desember 2022, bahkan mendapat kehormatan menyampaikan sambutan mewakili mahasiswa dari berbagai daerah.

Tidak hanya itu, ia pun berhasil lulus seleksi P3K angkatan 2022, sebuah pencapaian besar di tengah cobaan keluarga.

Tahun 2024 menjadi babak baru. Ia melanjutkan kuliah S2 di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) melalui program RPL. Keputusan ini diambil dengan penuh keyakinan, meskipun tanpa banyak orang tahu, bahkan teman sejawatnya. Dukungan penuh datang dari suami dan ibunda tercinta.

Sayangnya, di tengah perjalanan kuliahnya, sang ibunda wafat pada bulan Juni 2024, tepat setelah Ifat menyelesaikan seminar proposal. Kehilangan ini menjadi duka mendalam, tetapi doa dan restu sang ibu menjadi sumber kekuatan untuk menuntaskan perjuangannya.

Akhirnya, pada saat munaqasyah, Ifat lulus dengan hasil membanggakan. Rasa syukur bercampur haru memenuhi hatinya: bahagia karena berhasil, namun juga sedih karena ibunda yang sangat mendukung tidak sempat menyaksikan momen wisuda.

Teladan Kesabaran dan Semangat

Kisah hidup Ifat Sutihat adalah bukti nyata dari kesabaran, perjuangan, dan keteguhan iman. Meski harus melewati badai ujian keluarga, beliau tetap konsisten menunaikan tanggung jawab sebagai guru dan seorang ibu.

Biografi Ifat Sutihat adalah kisah tentang keteguhan seorang guru, kekuatan seorang ibu, dan ketabahan seorang pejuang. Beliau telah membuktikan bahwa ilmu dan kesabaran adalah kunci keberhasilan hidup.

Semoga perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi pendidik berikutnya, bahwa sehebat apapun ujian, dengan doa, dukungan keluarga, dan keikhlasan, Allah SWT selalu memberikan jalan keluar.

Reporter Fathurrahim Syuhadi