Syefiyanti Hasan Wibowo, S.Psi, S.Pd, M.Pd : Inspirasi dari Seorang Istri, Ibu, dan Guru

Listen to this article

SEMARANG lintasjatimnews – Syefiyanti Hasan Wibowo lahir di Semarang pada 12 September 1985. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudari, putri dari pasangan Kasyadi dan Winarni. Sejak kecil, Syefiyanti tumbuh dalam lingkungan keluarga sederhana yang menjunjung tinggi nilai agama dan pendidikan.

Lingkungan inilah yang membentuk karakter Syefiyanti menjadi pribadi yang tekun, sabar, serta memiliki semangat pengabdian yang tinggi dalam meniti jalan kehidupan. Kini, Syefiyanti tinggal di Jalan Pedurungan Tengah VI B RT 07/RW 01, No. 65, Palebon, Pedurungan, Semarang, bersama keluarga kecilnya.

Perjalanan pendidikan Syefiyanti menjadi cerminan kegigihannya dalam menuntut ilmu. Ia mengawali pendidikan dasar di SD Negeri Palebon 2 Semarang dan menamatkannya pada tahun 1998. Setelah itu, ia melanjutkan ke SMP Negeri 9 Semarang dan berhasil lulus pada tahun 2001. Semangat belajarnya terus berlanjut hingga ke jenjang menengah atas di SMA Negeri 2 Semarang, yang ia selesaikan pada tahun 2004.

Tak berhenti di situ, Syefiyanti kemudian menempuh pendidikan tinggi di Universitas Diponegoro (Undip) dan berhasil meraih gelar Sarjana Perikanan pada tahun 2009. Namun, kecintaannya pada dunia pendidikan anak mendorongnya untuk kembali melanjutkan studi di Universitas PGRI Semarang (Upgris), hingga memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2018.

Kehausannya akan ilmu terus berlanjut ketika ia mengambil program pascasarjana di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, dan dengan penuh dedikasi berhasil menyelesaikan Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) pada tahun 2025.

Rangkaian perjalanan panjang pendidikan yang ditempuh Syefiyanti bukanlah sekadar deretan ijazah, melainkan wujud nyata dari komitmennya terhadap ilmu, pengabdian, dan profesi mulia sebagai seorang guru. Baginya, menjadi istri, ibu, sekaligus pendidik adalah panggilan jiwa yang harus dijalani dengan sepenuh hati.

Ia menikah dengan Edi Wibowo yang menjadi pasangan sekaligus pendukung utama dalam perjalanan hidup dan akademiknya. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai tiga orang anak yang menjadi sumber kebahagiaan dan motivasi: Ellin Novita, Hafiz Crentyanto, dan Fathir El Mirza Hasan.

Syefiyanti menekuni profesi sebagai pendidik dengan penuh dedikasi. Ia mengajar sebagai guru kelas 2 di SDIT Nurul Iman, Banjardowo, Genuk, Semarang. Selain itu, ia juga aktif sebagai asatidzah di TPQ Al-Insyirah, Palebon, Pedurungan, Semarang. Kedua peran ini menjadi ladang pengabdian yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keislaman pada anak didik.

Bagi Syefiyanti, menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati untuk menyalurkan ilmu, menebar kebaikan, serta mendidik generasi muda agar tumbuh menjadi insan berakhlak mulia. Kesabarannya menghadapi dinamika dunia pendidikan, serta keikhlasannya membimbing anak-anak dalam pembelajaran Al-Qur’an di TPQ, menjadi cermin komitmen dirinya dalam menebar manfaat bagi masyarakat sekitar.

Tantangan dan Motivasi Menempuh Magister Pendidikan

Di tengah kesibukan sebagai pendidik, ibu rumah tangga, sekaligus pembimbing TPQ, Syefiyanti tetap melanjutkan pendidikan tinggi. Keputusan menempuh studi S2 bukanlah hal yang mudah, bahkan sempat menimbulkan keraguan dalam dirinya. Ia merasa berat membagi waktu antara kuliah, keluarga, dan pekerjaan. Namun, dorongan kuat dari sang suami menjadi penopang utamanya.

Motivasi terbesar Syefiyanti dalam melanjutkan pendidikan adalah untuk memenuhi permintaan suami, yang ia anggap sebagai wujud pengabdian seorang istri sholihah. Baginya, keberhasilan seorang istri terletak pada ridho suami, dan ridho suami adalah jalan menuju ridho Ilahi.

Keyakinan inilah yang membuatnya terus berusaha menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dengan kewajiban akademik.

Alhamdulillah, Syefiyanti mampu menjalani perjalanan kuliah S2 dengan penuh kesyukuran. Ia merasakan kehangatan dan inspirasi dari teman-teman seperjuangan serta para dosen yang MasyaAllah begitu luar biasa dalam keilmuan dan keteladanan. Hal ini semakin menumbuhkan tekadnya untuk terus menuntut ilmu, bahkan hingga akhir hayat.
Harapan dan Cita-Cita

Meski sudah menyelesaikan Magister Pendidikan, Syefiyanti mengaku masih memiliki keraguan untuk menapaki jenjang berikutnya, yaitu program doktor (S3). Suaminya sudah mendorong ke arah itu, namun ia memilih fokus menyelesaikan program PPG Tahap 3 pada tahun 2025 terlebih dahulu. Menurutnya, setiap langkah pendidikan adalah tanggung jawab besar yang membutuhkan kesiapan lahir dan batin.

Namun demikian, cita-cita Syefiyanti untuk terus belajar tidak pernah padam. Ia memandang ilmu sebagai bekal abadi yang akan menemaninya hingga liang lahat. Semangat ini selaras dengan keyakinannya bahwa menuntut ilmu adalah ibadah, dan ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus.

Perjalanan hidup Syefiyanti Hasan Wibowo adalah potret nyata perjuangan seorang perempuan muslimah yang mampu menyeimbangkan peran ganda. Ia adalah seorang istri yang taat dan mendukung suami, seorang ibu yang penuh kasih sayang mendidik anak-anaknya, serta seorang guru yang tekun mencetak generasi penerus bangsa.

Komitmennya terhadap pendidikan dan dakwah menjadikan Syefiyanti sebagai teladan di lingkungannya. Ia membuktikan bahwa kesibukan bukanlah penghalang untuk terus berbuat baik dan menuntut ilmu.

Dengan kesabaran, dukungan keluarga, dan ridho suami, Syefiyanti menapaki jalan panjang menuju pengabdian yang mulia.

Reporter Fathurrahim Syuhadi