REMBANG lintasjatimnews – Perjalanan akademik Supriyanto, S.Ag., S.Pd., M.M., M.Pd. menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar tidak pernah berhenti pada satu titik. Sosok kelahiran Rembang tahun 1964 ini masih terus aktif mengajar, mengelola pendidikan, berorganisasi, sekaligus melanjutkan studi program doktor (S3) di UIN Sunan Kudus.
Supriyanto menuturkan bahwa pengalamannya menempuh pendidikan Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang merupakan salah satu fase penting dalam hidupnya. Ia menganggap masa kuliah tersebut bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan perjalanan yang penuh makna.
“Pengalaman di MPAI Unissula adalah mosaik kehidupan. Saya bertemu dosen-dosen hebat, tenaga kependidikan yang ramah, dan teman-teman mahasiswa dari berbagai latar belakang. Semua itu menjadi kenangan indah yang selalu terpatri,” ujarnya.
Menurutnya, para dosen MPAI Unissula bukan hanya memberikan materi akademik, tetapi juga menanamkan nilai moral, spiritual, dan keteladanan. Hal itu menjadikan setiap perkuliahan sebagai ruang pencerahan. Sementara tenaga kependidikan, lanjutnya, memberikan pelayanan penuh keramahan sehingga suasana kampus terasa seperti rumah kedua.
Supriyanto juga menilai pertemanan di kelas D menjadi bagian paling berkesan. Kelas tersebut diisi mahasiswa dengan latar belakang pendidikan dan profesi beragam, mulai dari lulusan S1, pemegang gelar magister ganda, hingga profesor dan doktor.
“Keragaman itu tidak menimbulkan jarak, justru memperkaya diskusi dan memperluas wawasan,” katanya.
Mahasiswa MPAI Unissula sendiri datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang berasal dari luar negeri melalui kelas internasional. Hal itu, menurut Supriyanto, memberikan pengalaman lintas budaya yang memperkuat arti kebersamaan dalam perbedaan.
Momen menjelang wisuda menjadi pengalaman tersendiri. Suasana perkuliahan dipenuhi kesibukan menyelesaikan tugas, laporan, dan persyaratan akademik. Meski ada rasa lelah dan panik, kebersamaan antar mahasiswa membuat perjalanan terasa lebih ringan.
“Akhirnya semua kerja keras terbayar ketika mengenakan toga dan merayakan keberhasilan bersama keluarga,” kenangnya.
Lebih jauh, Supriyanto menegaskan bahwa kuliah di MPAI Unissula bukan semata tentang meraih gelar akademik. Baginya, pendidikan tersebut telah memberikan kedewasaan batin, keluasan wawasan, serta mempererat persaudaraan.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para dosen, tenaga kependidikan, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah menjadi bagian dari perjalanannya.
Kini, di usianya yang telah melewati setengah abad, Supriyanto menegaskan bahwa semangat belajar tidak mengenal batas waktu. “Usia hanyalah angka. Perasaan masih sama seperti dulu, hanya kondisi raga yang berbeda. Tidak ada yang istimewa, jalani saja apa adanya,” ucapnya dengan rendah hati.
Dengan melanjutkan studi doktoral, Supriyanto berharap dapat terus mengembangkan kapasitas diri sekaligus mengabdikan ilmu yang dimiliki untuk kemajuan pendidikan dan masyarakat.
Kenangan bersama Unissula menurutnya, akan selalu menjadi pengingat bahwa ilmu bukan hanya untuk dikuasai, tetapi juga untuk diamalkan dengan penuh keikhlasan.
“Ilmu bukan hanya untuk dikuasai, tetapi juga untuk diamalkan dengan penuh keikhlasan,” pungkas lelaki yang tinggal di Gunem RT. 04, RW 02 Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang.
Reporter Fathurrahim Syuhadi