Tiga Mahasiswa PENS Sumbang Medali untuk Indonesia di Ajang Worldskills Asean 2025

Listen to this article

SURABAYA lintasjatimnews – Tiga mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), M. Henry Akmal (Program Studi Sarjana Terapan Mekatronika), Reno Surya Permana (Program Studi Sarjana Terapan Mekatronika) dan Ro’Uf Aufa Rifqi (Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Industri) mengharumkan nama Indonesia di ajang The 14th Worldskills ASEAN (WSA) Competition 2025, 26-28 Agustus lalu. Kompetisi yang berlangsung di Manila Filipina ini diikuti oleh 10 negara dan mempertandingkan 32 bidang keterampilan.

Ro’Uf Aufa Rifqi, salah satu mahasiswa yang turut bergabung memperkuat kontingen Indonesia pada kompetisi ini menceritakan pengalamannya saat mengikuti seleksi hingga lolos menjadi peserta. Bersama temannya, Reno Surya Permana yang kebetulan berasal dari SMK yang sama, yaitu SMK Negeri 1 Jenangan Ponorogo, Rouf mengikuti berbagai tahap seleksi, sejak duduk di bangku kelas XI SMK. 

Saat itu dia dan rekannya berhasil lolos seleksi daerah dan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat provinsi. Mereka pun mewakili Jawa Timur pada ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Nasional yang diselenggarakan di Lampung, 19 Agustus 2024 silam. Dari sinilah, mereka kemudian mendapat kesempatan bergabung pembekalan, serta melaju ke tingkat ASEAN.

“Ada beberapa seleksi dan kompetisi yang harus kami ikuti selepas LKS Nasional, termasuk seleksi akhir dari Kementerian Tenaga Kerja, sebelum kemudian mengikuti pembekalan di PT. FESTO pada 15 Juni,”kata Ro’Uf. 

Pada kompetisi WSA bidang Mekatronika tingkat ASEAN ini tim Indonesia berjuang menyelesaikan berbagai soal melawan peserta dari 5 negara, yaitu Singapura, Thailand, Malaysia, Cambodia dan tuan rumah Filipina. Dan, berhasil membawa pulang 2 Bronze Medal.

Berbeda dari Ro’Uf dan Reno, Henry Akmal bersama 1 orang kontingen Indonesia lainnya,dari Universitas Mercubuana, bertanding pada kategori Collaborative Robot. Kategori ini termasuk bidang baru yang dilombakaan tahun ini, dengan soal-soal berbasis robotika yang diintegrasikan di industri. 

Henry mengisahkan jika dirinya bergabung untuk mengikuti pelatihan pembekalan lebih awal dibandingkan dua rekannya. “Karena bidang lombanya baru, jadi perlu dipersiapkan. Saya terpilih untuk mengikuti pelatihan di Training Center PT. Alpha Karya Mechatronics, Tangerang. Pelatihan ini berlangsung sejak 11 April hingga akhir Agustus sebelum akhirnya kami berangkat bersama ke Manila,”kisah alumni SMK Antartika 2 Sidoarjo.

Banyak pengalaman berkesan yang diperoleh Henry. Salah satunya saat dirinya mengetahui ketiga lawannya, dari Brunai, Malaysia, dan Filipina ternyata telah memiliki kelengkapan robot latih yang dilengkapi dengan bahasa pemrograman yang sama dengan yang akan dilombakan. 

Sementara, dia dan rekannya selama ini mempelajari bahasa pemrograman dari merk produk berbeda, yaitu Schneider.

“Kami benar-benar terdiam dan seketika berpikir keras agar dapat menyelesaikan berbagai soal saat mengetahui semua tim lawan telah berlatih dengan bahasa pemrograman yang sama. 

Apalagi peserta Malaysia terlihat benar-benar siap. Dan alhmdulillahnya kami dinyatakan sebagai pemenang dengan poin tertinggi, sehingga meraih Gold Medal pada bidang Collaborative Robot,”terang Henry penuh haru. 

Selain liku-liku seleksi perlombaan, ternyata masalah pendidikan lanjutan juga turut mewarnai perjalanan ketiga mahasiswa ini. Di saat harus mengikuti proses seleksi dan persiapan panjang menuju kompetisi ini, mereka yang saat itu duduk di kelas XII SMK harus berjuang menembus perguruan tinggi tujuan mereka. 

Henry dan Ro’Uf memang sejak awal sudah bulat tekad untuk mendaftar kan diri ke PENS. 

“Kami sama-sama mencoba jalur SNBP dan diterima. Sementara Reno Surya Permana diterima di PENS melalui jalur Mandiri Prestasi. Dan itu membuat kami bertiga lebih tenang. Setidaknya kami sudah diterima di kampus pilihan kami, sehingga bisa lebih fokus ke perlombaan,”imbuh Henry yang sudah mempersiapkan diri jika tidak diterima di jalur SNBP akan mendaftar ke PENS melalui jalur tes.

Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni PENS, Kholid Fathoni, S.Kom, MT., menyampaikan rasa bangganya atas capaian ini. “Kebanggaan bagi PENS, dapat menjadi bagian proses ini, meskipun trainingnya tidak dilaksanakan di kampus. Ini sebagai pembuktian kualitas mahasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi, PENS yang mendukung Tim Indonesia melalui kompetisi internasional bergengsi, dan membawa pulang 3 medali,” pungkas beliau.

Kholid menegaskan, PENS siap menjadi kampus tujuan alumni SMK, SMA, MA baik yang memiliki prestasi maupun yang belum, melalui berbagai seleksi tentunya.

“Silahkan nanti disesuaikan jalur seleksinya. Karena untuk bergabung menjadi mahasiswa PENS, ada beberapa jalur,” kata beliau. 

Reporter: ahmadh