Refleksi HUT RI : Pentingnya Bernegara dan Berbangsa

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia adalah momen yang tepat untuk merenungkan kembali makna bernegara dan berbangsa.

Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini bukanlah hadiah, melainkan hasil dari perjuangan panjang yang penuh pengorbanan jiwa, raga, dan harta para pendahulu bangsa.

Bernegara berarti hidup dalam suatu sistem yang memiliki aturan, pemerintahan, dan tujuan bersama demi kemaslahatan rakyat.

Sedangkan berbangsa berarti merasa menjadi bagian dari satu keluarga besar yang diikat oleh sejarah, budaya, bahasa, dan cita-cita yang sama.

Kedua hal ini saling terkait erat — bernegara tanpa rasa kebangsaan akan rapuh, dan berbangsa tanpa sistem kenegaraan akan kehilangan arah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran: 103)

Ayat ini mengajarkan bahwa persatuan adalah kunci keberlangsungan sebuah bangsa. Tanpa persatuan, kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata akan mudah runtuh.

Rasulullah Saw juga bersabda “Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum Muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.” (HR. Al-Hakim)

Hadis ini menegaskan bahwa kepedulian terhadap urusan bangsa dan negara merupakan bagian dari iman. Seorang Muslim yang baik adalah mereka yang berkontribusi positif untuk kebaikan masyarakat dan bangsanya.

Bung Karno pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Pesan ini relevan hingga kini: tantangan kita bukan lagi perang fisik melawan penjajah, melainkan melawan kemiskinan, kebodohan, korupsi, perpecahan, dan berbagai bentuk ketidakadilan.

Bernegara dan berbangsa juga berarti menjaga keutuhan NKRI. Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi pedoman dalam berperilaku dan mengambil keputusan.

Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, menegaskan bahwa keberagaman suku, agama, ras, dan budaya harus dipersatukan dalam semangat kebangsaan.

Di tengah derasnya arus globalisasi, rasa nasionalisme seringkali terkikis. Generasi muda perlu diingatkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman (hubbul wathan minal iman).

Mencintai bangsa tidak hanya dengan kata-kata, tetapi melalui aksi nyata: taat hukum, bekerja keras, menghindari perpecahan, dan menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.

Kita semua memikul tanggung jawab moral dan spiritual untuk mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata. Kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tetapi juga tentang bebas dari kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan.

Momen HUT RI harus menjadi pengingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya, menjaga persatuannya, dan bekerja bersama demi masa depan yang lebih baik.

Semoga kita semua menjadi warga negara yang beriman, berilmu, dan beramal demi Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat.

Reporter Fathurrahim Syuhadi