Menyiapkan Generasi di Era Digitalisasi : Tantangan, Nilai, dan Harapan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Anak-anak kita hidup di dunia yang serba cepat, penuh informasi, dan sangat terhubung. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan ilmu, karakter, dan kemampuan berpikir kritis.

Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara hidup manusia. Era digitalisasi menuntut kita menyiapkan generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki akhlak mulia, etika bermedia, dan semangat belajar sepanjang hayat.

Menyiapkan generasi di era digitalisasi bukan pekerjaan sesaat. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesungguhan, kerjasama, dan kesadaran bersama. Dengan ilmu, iman, dan nilai-nilai luhur, generasi kita siap menjadi pelita di tengah dunia yang terus berubah.

Al-Qur’an mengajarkan pentingnya ilmu dan kebijaksanaan dalam menghadapi perubahan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman “…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…(QS. Al-Mujadilah : 11)

Ayat ini menegaskan bahwa ilmu adalah salah satu jalan menuju kemuliaan. Di era digital, ilmu tidak hanya berasal dari buku cetak, tapi juga dari platform daring, media sosial, hingga aplikasi pendidikan. Maka, penting menanamkan semangat belajar yang kuat kepada generasi muda.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga bersabda “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim)

Hadits ini memperkuat pentingnya mendidik generasi agar selalu mencari ilmu, termasuk dengan memanfaatkan teknologi secara positif. Namun, teknologi hanyalah alat. Manusia tetaplah subjek utama yang harus mengendalikan alat itu dengan akal dan hati.

Literasi digital menjadi kunci utama. Generasi muda harus diajarkan cara mengakses, menyaring, dan menggunakan informasi secara bijak.

Kemampuan ini akan membantu mereka menghindari hoaks, konten negatif, dan dampak buruk media sosial. Namun, literasi digital harus dibarengi dengan pendidikan akhlak. Tanpa nilai moral, kemajuan teknologi bisa disalahgunakan.

Sekolah dan keluarga memiliki peran sentral. Guru harus membekali siswa dengan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

Sementara orang tua perlu menjadi pendamping aktif yang peka terhadap perkembangan digital anak.

Kuasai teknologi dengan iman dan ilmu, karena masa depan bangsa ini ada di tangan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan peduli.

Reporter Fathurrahim Syuhadi