Kader Intelektual Muda Muhammadiyah Lamongan Gelar Dialog Masalah Kerakyatan

Listen to this article

LAMONGAN lintasjatimnews – Kader Muhammadiyah Lamongan yang tergabung dalam Himpunan Kader Intelektual Muda Muhammadiyah (HIMKA) Lamongan mengelar dialog kerakyatan dengan tema “Advokasi Masyarakat Tidak Mampu dan Efektifitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG)”, hari Sabtu (17/5/2025).

Acara diselenggarakan di Warung Rakyat Paciran, diikuti Kader Intelektual Muda Muhammadiyah se Lamongan. Menurut Nor Agus Rudi, selaku Koordinator Presidium HKIM Lamongan bahwa acara ini bagian dari advokasi masyarakat yang tidak mampu atau pembelaan pada kaum mustadz’afin yang mendapat perlakuan kurang adil.

Gus Rudi panggilan akrab Nor Agus Rudi, menyampaikan, “Program MBG itu bagus, sebagai bentuk perhatian presiden terhadap tumbuh kembang generasi yang kuat dan tangguh secara fisik dan mentalitas. Contoh Timnas sepak bola Indonesia, jika ingin permainan hebat, maka secara fisik harus kuat dan kreatif dalam permainan,” jelasnya.

Sementara itu, Shobikin Amin, MM, selaku pemateri memaparkan dengan mengawali pertanyaan sederhana. Apakah sekarang ada keadilan? Orang-orang kaya seharusnya mempunyai power, apabila melihat kondisi tetangganya yang kurang mampu. Kebanyakan bersikap acuh atau menghindari tidak berurusan dengannya.

“Contoh kasus di Jawa Barat, orang yang mencuri singkong atau kotak amal. Secara prosedural justice itu salah, tetapi secara essensial justice itu salah. Menurut saya tidak salah, karena jika tidak seperti itu mereka tidak bisa makan atau tidak bisa mencukupi kebutuhannya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Shobikin Amin, MM, “Jika untuk Palestina, mereka seakan-akan apapun yang mereka miliki akan dikorbankan. Padahal harusnya diberi adalah saudara dan tetangga yang didahulukan. Banyak saudara dan tetangga kita kita, hari-hari ini sangat membutuhkan untuk menghidupi keluarganya,” pungkasnya.

“Apakah sekarang ada orang yang membantu tanpa imbalan? Saya pastikan tidak ada, yang ada membantu untuk mendapatkan imbalan. Dalam konteks bisnis, jika bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit? Dalam konteks hukum, jika bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah? Dari situlah sumber makan, dengan kata lain, hasilnya mereka dapatkan dari masalah orang lain,” jelasnya.

Maka kerja-kerja advokasi seperti ini, sangat berat, tetapi harus tetap dilakukan. Kita memiliki kesadaran, meski terkadang tidak membuahkan hasil manis, tetapi tetap harus kita perjuangkan. Contoh gerakan besar, seperti yang dilakukan KH Ahmad Dahlan bermula dari gerakan kecil.

Kunci suksesnya, karena dilakukan dengan konsisten, maka secara pelan dan perlahan akan menjadi besar dengan sendirinya, seiring berjalannya waktu menjadi besar. Maka HIMKA IMM Lamongan harus berani mencoba, jika dilakukan dengan istiqamah pasti bisa.

Terkait dengan program MBG ini, ini adalah bentuk janji politik bapak Presiden Prabowo, saat kampanye. Maka harus disambut dengan positif, menurut saya harus didasari payung hukum yang jelas dan mekanis nya yang jelas. Karena seperti yang kita ketahui bersama sejak 25 Januari 2025 program ini berjalan.

Di akhir paparannya, Shobikin Amin, MM, memberikan contoh beberapa kasus keracunan yang terjadi dalam program MBG, maka harus diperhatikan khusus. Dengan jumlah anggaran yang besar, jangan sampai program yang bagus akan menjadi keran korupsi baru karena payung hukum dan mekanisme hulu-hilir yang belum jelas.

Reporter: Efendy