JAKARTA (lintasjatimnews.com) – Ketegangan antara Israel dengan Palestina memanas dan menelan banyak korban jiwa. Pasca serangan Israel yang membombardir wilayah Gaza dan Jerusalem, serta banyak masyarakat menjadi korban. Akhir Ramadan 1442 H, bukan menjadi hari suka cita akan perayaan Idul Fitri. Justru kecemasan dan kesedihan menyelimuti masyarakat Palestina. Serangan udara Israel secara besar-besaran sepekan terakhir, menewaskan total 212 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak,36 wanita dan 1.400 lainnya terluka. Dompet Dhuafa bersama sejumlah tokoh lintas akademisi hingga agama, menggelar event kemanusiaan Sound Of Humanity – Global Voice For Palestine yang ditayangkan pada channel Youtube DDTV, Rabu (19/5/2021) siang.
Menurut data PBB pada Senin (17/5/2021) malam, total hampir 40.000 warga Palestina mengungsi dan 2.500 orang kehilangan tempat tinggal. Rumah-rumah dan gedung bertingkat kini rata dengan tanah, jalanan penuh lubang.
Pemerintah Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menghentikan serangan Israel ke Palestina. Atas kejadian tersebut, Dompet Dhuafa mengutuk keras tindakan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Tindakan agresi militer Zionis Israel juga menghancurkan berbagai sarana ibadah, sekolah, rumah sakit, dan gedung milik jurnalis di Palestina.
“Hal ini Bukan soal keagamaan, ini merupakan soal kemanusian dan keadilan. Ketidak manausiawian ini sudah lama dialami oleh masyarakat Palestina. Internasional harus bertanggung jawab soal ini. Serangan membabi buta Israel yang harus mendapat perhatian lebih. Dunia internasional harus kasih sanksi terhadap perkara tersebut. Kami akan berupaya memberikan dukungan kepada rakyat Palestina, karena dampak ini sangat luar biasa untuk warga di sana. Siap untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Mengajak kepedulian masyarakat Indonesia lintas iman untuk bersama-sama meringankan beban warga sipil yang terdampak,” ucap Buya Mahyeldi, selaku Gubernur Sumatera Barat.
Senada dengan Buya Mahyeldi, Penulis yang juga pengusaha, Ippho Santosa mengutarakan bahwa, “Kejadian seperti ini bukan kejadian yang tiba-tiba. Ada 3 penyebabnya yaitu aspek iman, aspek kesatuan yang lemah dan kekuatan ekonomi. Pada kejadian seperti ini Israel sudah sering melakukannya. Saya mencatat 12 tahun terakhir ini, korban yang ditimbulkan oleh agresi mereka jumlahnya sudah ribuan. Ini merupakan faktor kemanusian dan unsur keadilan. Ini bukan pertikaian, namun pembantaian dan dibiarkan dunia internasional. Insyaa Allah kita juga akan memberikan ambulance untuk rakyat Palestina. Tinggal menunggu kesanggupan dan kesiapan dari Dompet Dhuafa untuk mengirimnya”.
Agresi yang dilakukan Israel telah mengakibatkan pembunuhan massal dan pembersihan etnis warga sipil Palestina, baik warga muslim maupun nonmuslim. Tentu termasuk di dalamnya perempuan dan orang tua. Konflik yang tiada berakhir, hantaman rudal terus berlangsung tidak ada istirahat. Bahkan untuk merayakan lebaran di Palestina, semua serasa mencekam. Lantaran tidak adanya bungker atau tempat bersembunyi. Ribuan keluarga Palestina telah berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Gaza Utara untuk menghindari tembakan artileri Israel.
“Rakyat Palestina memiliki semangat reseliansi yang menjadikan kekuatan untuk menghadapi gempuran dari zionis Israel. Proyek Zionis mendukung gerakan pemukiman Yahudi. Secara lebih luas, ini melibatkan sebuah kebijakan untuk mengecualikan orang-orang Palestina dari negerinya. Sehingga mengarah pada aneksasi terakhir, yaitu Tepi Barat dan Gaza ke Negara Israel. Atas dasar inilah, Israel menjadikan serangan udaranya di Gaza dalam sepekan terakhir ini adalah momentum untuk memuluskan proyek “Israel Raya” tersebut. Sembari menakar seberapa kekuatan internal Palestina dan dukungan internasional terutama dari negara-negara Muslim terhadap Palestina,” ungkap Akram Assatari, Koordinator Project ROWAD Palestina.
“Dompet Dhuafa mengajak semua lapisan masyarakat membantu saudara sesama di Palestina dari sisi Kemanusiaan. Kami berharap dengan pernyataan sikap terhadap konflik Israel – Palestina ini, setidaknya dapat mendorong dan menyuarakan penghentian konflik. Karena telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil di Palestina. Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa, khususnya masyarakat sipil usia anak-anak, kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya,” jelas Nasyith Majidi, selaku Ketua Yayasan Dompet Dhuafa.
Pada fase respon darurat ini Dompet Dhuafa akan fokus di tiga program kemanusiaan yakni dengan penyediaan makanan, perlengkapan medis, dan penyediaan air bersih, baik untuk wilayah Yerusalem dan Gaza. Selain itu, Dompet Dhuafa menginisiasi Sound Of Humanity, Suara Masyarakat Dunia untuk Palestina, dengan sejumlah tokoh lintas agama dan stakeholder untuk menyuarakan rasa kemanusiaan bagi masyarakat Palestina. Gelaran Sound of Humanity, sekaligus menjadi titik awal ajakan kolaborasi untuk Palestina dari Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam Pelayanan, Pembelaan dan Pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial. Selama 27 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.(Fatzry)