JAKARTA lintasjatimnews – Berlokasi di komplek Gedung Parlemen Senayan. Senin 20 Januari 2025 Serikat Tani Islam Indonesia (STII) jalin silaturahmi dengan ketua MPR RI.
pertemuan ini disambut langsung oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Bapak Ahmad Muzani di ruang kerjanya.
STII menyampaikan dalam rangka agenda menyuarakan aspirasi petani islam indonesia sekaligus melaporkan hasil-hasil rekomendasi Muktamar STII ke-VI yang lalu di Bogor Jawa Barat. yang masih mempersoalkan beberapa pokok pikiran terutama kemandirian bangsa terkait ketahanan pangan indonesia seperti yang sudah dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto pada masa kampanye pilpres yang lalu.
Pertemuan tsb dihadiri oleh jajaran pengurus STII a.l. :
Ketua Umum STII (Fathurrahman Mahfudz),
Wakil Ketua Umum STII (Hilman Ismail Metareum),
Sekjend STII (Didi M. Rosidi),
Wakil Sekjend (Ega Sarkis),
Ketua Dewan Pakar STII (Sukriyanto),
dan Beberapa Ketua-ketua Bidang STII (Husin Tasrik Makruf, M. Ichsan Kamil & Taufik).
Ketua Umum STII Fathurrahman menyampaikan program penerapan bibit unggul padi (varietas padi trisakti) yang diklaim mampu mencapai 12 sampai dengan 16 Ton Gabah per hektar lahan sawah dan teknologi intensifikasi pertanian, agar dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian untuk menunjang ketahanan pangan pemerintah.
menghadapi hal itu maka, disarankan agar pemerintah stop impor bahan pangan, terutama beras dan jagung.
walau bagaimanapun import beras jelas membuat petani indonesia sulit berkembang dengan berbagai keterbatasannya. Ungkap ketua STII
kita sudah memiliki pakar-pakar dibidang pertanian, tetapi jika tidak ditunjang dengan kebijakan pemerintah, maka akan dapat mengalami hambatan dibeberapa segmen, sehingga petani indonesia sulit berkembang. imbuhnya
Ahmad Muzani juga mengafirmasi persoalan kemandirian pangan agar menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama,
dengan kolaborasi menjalin berbagai pihak terkait terutama jaminan beli dari BULOG serta memotong lapisan lingkaran para tengkulak yang terkadang lebih menguasai dan memiliki peran utama dari sisi rantai pasok dan penentuan harga jual hasil pertanian
selain intensifikasi juga perlu dilakukan ekstensifikasi, yakni perluasan lahan pertanian yang belum tergarap terutama lahan-lahan tanah yang masih tersedia di berbagai daerah. tetapi hal ini masih membutuhkan waktu dan melibatkan multipihak terutama instansi dan pemerintah, sehingga perlu waktu dalam rangka menggarap lahan yang baru. selain itu membutuhkan nilai investasi yang cukup besar.
dalam kesimpulan hasil pertemuan ini Bapak Ketua MPR-RI akan bersedia untuk meluangkan waktu mengunjungi tempat penanaman bibit unggul STII di Banten dan akan Mendukung Program Training Center Serikat Tani Islam Indonesia.
Reporter : Rio