SURABAYA lintasjatimnews – Mengubah sampah yang membuat warga resah menjadi barang yang bermanfaat dan penuh berkah, mahasiswa BBK 5 UNAIR sosialisasikan program “Ecobricks” di Tambak Sarioso.
Menuju Surabaya bersih dengan mengurangi sampah plastik KKN BBK 5 UNAIR melaksanakan program kerja “Ecobricks” bersama dengan warga RW 5 Kelurahan Tambak Sarioso Minggu 19/1/2024.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) dibawah bimbingan Khuliyah Candraning Diyanah, S.KM., M.KL., telah melaksanakan kegiatan SARISIK (Sarioso Resik) yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan “Ecobricks” di Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo, Surabaya.
“Ecobricks” merupakan salah satu program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga di Kelurahan Tambak Sarioso. Kegiatan ecobricks terdiri dari pemberian edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik supaya mudah untuk diolah.
Sampah anorganik yang terdiri dari plastik, kertas, botol, dan kaleng juga dapat dimanfaatkan menjadi ecobricks sebagai upaya untuk mengurangi timbunan sampah plastik.
Berdasarkan data yang disusun oleh Minderoo Foundation, sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia mencapai 139 juta metrik ton pada tahun 2021. Lebih dari 50% plastik yang diproduksi merupakan plastik sekali pakai yang sulit terurai dan dapat bertahan di lingkungan selama ratusan tahun.
Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan, antara lain pencemaran tanah, air, dan udara. Plastik yang terurai menjadi mikroplastik dapat masuk ke rantai makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan.
Selain itu, penumpukkan sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) membutuhkan ruang yang luas dan dapat mengeluarkan gas metana yang dapat menyebabkan pada perubahan iklim.
Ecobricks merupakan salah satu solusi kreatif dan ramah lingkungan untuk mengurangi timbunan sampah plastik. Ecobricks merupakan botol plastik yang diisi padat dengan limbah plastik non-biodegradable.
Konsep ecobricks pertama kali diperkenalkan oleh komunitas peduli lingkungan sebagai cara untuk memanfaatkan sampah plastik yang sulit didaur ulang. Ecobricks dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif untuk membuat berbagai struktur, seperti bangku, meja, dinding, dan bahkan rumah.
Program Ecobricks oleh mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga di Kelurahan Tambak Sarioso dimulai dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah plastik. Dengan mengumpulkan sampah plastik dari rumah tangga, masyarakat dapat membuat ecobricks dengan cara mengisi botol plastik dengan limbah plastik non-biodegradable.
Dengan mengumpulkan sampah botol plastik dan sampah plastik yang telah digunting kecil -kecil untuk mempercepat proses penguraian plastik. Proses ini sangat mudah dan tidak memerlukan peralatan khusus. Ecobricks yang dihasilkan bisa digunakan sebagai bahan bangunan alternatif, seperti bangku atau dinding.
Kegiatan pembuatan ecobricks ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah organik dan anorganik, serta edukasi tentang pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang yang bernilai dan bermanfaat seperti ecobricks sebagai salah satu upaya untuk mengurangi timbunan sampah plastik.
Kegiatan pembuatan ecobricks bersama masyarakat dimulai pada pukul 08.00 WIB di salah satu balai Tambak Sarioso. Kegiatan dimulai dengan pemberian edukasi kepada masyarakat tentang pengertian sampah, cara memilah sampah, dan cara pemanfaatan sampah menjadi barang yang bermanfaat seperti ecobricks.
Setelah pemberian edukasi, masyarakat bersama mahasiswa langsung mempraktikkan membuat ecobricks dari sampah-sampah plastik yang dikumpulkan pada kegiatan kerja bakti. Proses pembuatan ecobricks bersama masyarakat menghasilkan produk berupa meja belajar.
Masyarakat menjadi paham tentang cara memilah sampah organik dan anorganik yang benar. Masyarakat juga mendapatkan edukasi tentang cara membuat ecobricks dari sampah anorganik menjadi barang-barang yang bermanfaat serta mengurangi timbunan sampah plastik.
“Produk yang berhasil dibuat dari ecobricks bersama masyarakat pada kegiatan tersebut yaitu meja belajar yang tersusun dari triplek dengan kaki meja dari ecobricks,” kata Khuliyah.
Selesainya pelaksanaan program Ecobricks ini, mahasiswa BBK 5 UNAIR mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Keterlibatan masyarakat tentunya menjadi faktor utama keberhasilan program, terutama dalam upaya mengurangi timbunan sampah plastik dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik.
Dengan adanya program ini, mahasiswa berharap agar kebiasaan memilah dan mengolah sampah yang telah diperkenalkan dapat terus berlanjut di tengah masyarakat, bahkan setelah program berakhir.
“Kedepannya, diharapkan kegiatan serupa dapat dikembangkan lebih luas dengan dukungan berbagai pihak, sehingga ecobricks tidak hanya menjadi solusi lingkungan jangka pendek, tetapi juga bagian dari gaya hidup berkelanjutan di tengah Masyarakat,” pungkas Khuliyah.
Reporter: Winarto