KUTA lintasjatimnews – Indonesia kembali menjadi sorotan dalam industri minyak atsiri melalui Kongres Nasional Minyak Atsiri dan Kultur Aroma yang diadakan di Kuta Paradiso, Bali
Kongres yang melibatkan Dewan Atsiri Indonesia (DAI), Asosiasi Peneliti Atsiri Indonesia (APAI), dan Asosiasi Aromaterapi Indonesia (AAI) ini menjadi ajang berkumpulnya praktisi, peneliti, produsen, serta pelaku industri terkait, untuk mengeksplorasi potensi minyak atsiri sebagai produk herbal dengan nilai ekonomi tinggi.
Dalam acara ini, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjadi satu-satunya institusi kedokteran yang turut berpartisipasi. Hal ini menjadi kesempatan strategis bagi fakultas untuk menjajaki kolaborasi riset dengan pelaku industri dan produsen minyak atsiri dalam meneliti efek terapeutik minyak atsiri pada kesehatan manusia.
“Kami berharap kongres ini dapat menjadi jembatan kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan produk kesehatan berbasis minyak atsiri yang berpotensi besar,” ujar Dr Nova Primadina dr SpBP-RE CH CHt, perwakilan dari Fakultas Kedokteran UM Surabaya.
Sebagai produsen minyak atsiri terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan bahan baku alam yang melimpah. Kongres ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri melalui diskusi panel dan pameran produk yang melibatkan akademisi, pemerintah, dan pelaku industri.
Panel diskusi selama kongres mengangkat isu-isu penting seperti kualitas bahan baku, tantangan akses pasar internasional, serta regulasi yang mendukung keberlanjutan industri.
Selain menjadi ajang berbagi pengetahuan, kongres ini juga memberikan kesempatan bagi pelaku industri untuk memperluas jaringan serta mengembangkan produk inovatif yang diharapkan mampu bersaing di pasar global.
Dewan Atsiri Indonesia (DAI), APAI, dan AAI melalui acara ini menunjukkan komitmen dalam memajukan sektor minyak atsiri, dengan harapan produk-produk aromatik Indonesia dapat lebih dikenal luas di kancah internasional.
Reporter: Alfain Jalaluddin Ramadlan