LAMONGAN lintasjatimnews.com – Peringatan Isro Mi’roj dilaksanakan di SMP Negeri 3 Babat. Kegiatan ini bertempat di halaman sekolah setempat.
Sebagai penceramah pada kegiatan Peringatan Isro Mi’roj M Said SPd MPd menguraikan sejarah perjalan Isro’ Mi’roj dan hikmat memperingatinya Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW diharapkan tidak hanya sekadar seremonial belaka.
M Said SPd MPd yang didaulat menjadi pembicara dalam tausiah Isro’ Mi’raj, mengungkapkan bahwa bagi umat muslim khususnya kaum pelajar, peringatan Isra Miraj seyogyanya menjadi pembelajaran berharga yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai siswa di sekolah maupun sebagai anak di rumah.
Lanjut M Said SPd MPd bahwa Allah SWT telah menunjukkan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada umat manusia. Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT sesungguhnya untuk menguji keimanan seseorang.
“Salah satu peristiwa luar biasa yang ditunjukkan Allah SWT yang menjadi tanda kekuasaan-Nya adalah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW,” ujar Kepala SMP Negeri 3 Babat ini
Dijelaskan M Said SPd MPd bahwa pada hakikatnya, peristiwa Isra Miraj adalah proses penjemputan perintah dan kewajiban sholat secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril. Inilah istimewanya ibadah sholat dibandingkan ibadah wajib lainnya seperti berpuasa, membayar zakat dan haji.
Mantan Kepala SMP Negeri 1 Laren ini mengatakan kekuasaan Allah SWT dalam proses penjemputan perintah sholat terlihat dengan terjadinya perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (isra’). Kemudian dilanjutkan dengan naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Munthaha.
“Proses Isra Miraj berlangsung dalam waktu relatif singkat sekitar sepertiga malam. Menurut logika manusia, hal itu sangat sulit diterima dengan akal sehat. Namun karena kekokohan keimanan kepada Allah SWT, peristiwa Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW dapat diterima oleh Abu Bakar Sidiq,” tegasnya.
Perintah dan kewajiban sholat telah dijemput secara langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
M Said SPd MPd juga menjelaskan bahwa setiap umat Islam wajib untuk mendirikan sholat 5 waktu sehari semalam. Barangsiapa yang meninggalkan sholat berarti telah meruntuhkan agama Islam karena shalat itu adalah tiang agama.
“Shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Hal ini akan terwujud apabila seorang muslim benar-benar mendirikan shalat, bukan hanya sekadar mengerjakan shalat,” tutur pria alumni IKIP Surabaya ini
Ditambahkan pria kelahiran Parengan Maduran ini bahwa mendirikan shalat mengikutsertakan jasmani dalam bentuk gerakan sholat. Sesuai syarat dan rukun shalat. Selain jasmani, mendirikan sholat berarti melibatkan pikiran dan hati menghadap Allah SWT secara ikhlas dan khusuk.
“Nah, bagi pelajar muslim, mendirikan sholat berarti menciptakan komunikasi dengan Allah SWT serta memohon dalam doa agar dapat belajar dengan baik sehingga prestasi belajar dapat diraih secara optimal,” pungkasnya
Reporter Fathurrahim Syuhadi