LAMONGAN lintasjatimnews — Akhir tahun menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan untuk melakukan refleksi dan evaluasi secara jujur dan objektif. Bagi Pendidikan Muhammadiyah di Kabupaten Lamongan, refleksi akhir tahun bukan sekadar menutup agenda tahunan, tetapi menjadi pijakan strategis untuk menata langkah ke depan di tengah perubahan kebijakan pendidikan nasional dan tuntutan global.
Sebagai bagian dari gerakan dakwah dan tajdid, pendidikan Muhammadiyah memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi yang beriman, berilmu, berakhlak, serta mampu merespons perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri keislaman dan kebangsaan.
Sepanjang tahun ini, satuan pendidikan Muhammadiyah di Lamongan terus berupaya beradaptasi dengan dinamika kebijakan pendidikan nasional. Arah kebijakan Kemendikdasmen yang menekankan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) mendorong sekolah dan madrasah untuk menghadirkan proses belajar yang bermakna, tidak sekadar berorientasi pada hafalan, tetapi menumbuhkan pemahaman konseptual, nalar kritis, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah.
Pendekatan ini sejatinya sejalan dengan karakter pendidikan Muhammadiyah yang mengintegrasikan ilmu, iman, dan amal. Karena itu, sekolah dan madrasah Muhammadiyah di Lamongan didorong menjadikan Pembelajaran Mendalam sebagai ruh pembelajaran, bukan sekadar pemenuhan dokumen kurikulum.
Kebijakan pengenalan mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) menjadi salah satu penanda penting transformasi pendidikan nasional. KKA dirancang untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir komputasional, pemahaman dasar kecerdasan artifisial, serta etika pemanfaatan teknologi.
Bagi Pendidikan Muhammadiyah di Lamongan, KKA merupakan peluang strategis untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masa depan. Namun refleksi akhir tahun ini juga menunjukkan perlunya kesiapan yang matang, terutama dalam peningkatan kompetensi guru, penyediaan sarana pendukung, serta penguatan nilai etik dan ke-Muhammadiyahan agar teknologi benar-benar menjadi sarana kemajuan, bukan sekadar tren.
Penerapan Tes Kompetensi Akademik (TKA) diarahkan sebagai instrumen pemetaan capaian pembelajaran peserta didik secara objektif dan terukur. TKA perlu dimaknai sebagai alat refleksi dan perbaikan mutu pembelajaran, bukan sekadar tolok ukur administratif.
Hasil TKA harus menjadi dasar bagi sekolah untuk memperbaiki strategi pembelajaran, meningkatkan kapasitas pendidik, dan memperkuat layanan pendidikan secara berkelanjutan.

Memasuki tahun pelajaran mendatang, satuan pendidikan Muhammadiyah di Lamongan menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan mata pelajaran MIPA dan IPAS bilingual, sebagaimana pedoman yang diterbitkan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF PP Muhammadiyah.
Program ini merupakan langkah strategis untuk mendorong sekolah Muhammadiyah memiliki daya saing global. Pembelajaran sains secara bilingual diharapkan dapat meningkatkan literasi bahasa asing, memperluas wawasan global peserta didik, serta menyiapkan lulusan yang siap berkompetisi di tingkat internasional tanpa meninggalkan nilai keislaman dan keindonesiaan.
“Pendidikan Muhammadiyah harus berani melangkah maju. Implementasi Pembelajaran Mendalam, Koding dan Kecerdasan Artifisial, hingga MIPA dan IPAS bilingual adalah ikhtiar strategis agar sekolah Muhammadiyah tidak hanya unggul di tingkat lokal, tetapi juga memiliki daya saing global,” tegas Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PD Muhammadiyah Lamongan.
Sepanjang tahun berjalan, Majelis Dikdasmen dan PNF PD Muhammadiyah Lamongan telah menjalankan fungsi pembinaan, pendampingan, dan penguatan tata kelola pendidikan. Program kerja difokuskan pada peningkatan manajemen sekolah, penguatan kompetensi pendidik, serta peneguhan ideologi dan nilai ke-Muhammadiyahan.
Majelis Dikdasmen dan PNF PD Muhammadiyah Lamongan juga telah memfasilitasi sekolah dan madrasah menjalin kerjasama sama dengan Marshal Cavendish Education Singapura untuk mengimplementasikan pembelajaran berbasis teknologi kecerdasan artifisial. Sebagian sudah berjalan di tahun pelajaran ini, dan sebagian lagi diterapkan tahun pelajaran yang akan datang.
Evaluasi menunjukkan program berjalan cukup baik, namun masih diperlukan penguatan pada aspek pemerataan kualitas, konsistensi pelaksanaan, serta sistem monitoring dan evaluasi yang lebih terukur dan adaptif.
Refleksi akhir tahun ini menjadi pengingat bahwa tantangan pendidikan ke depan semakin kompleks. Namun dengan komitmen, kolaborasi, dan kerja kolektif kolegial seluruh pemangku kepentingan, Pendidikan Muhammadiyah di Lamongan optimis mampu menyongsong arah baru pendidikan nasional dan global.
Meneguhkan mutu, memperkuat tata kelola, serta merespons kebijakan Pembelajaran Mendalam, Koding dan Kecerdasan Artifisial, Tes Kompetensi Akademik, serta MIPA dan IPAS bilingual secara bijak dan bernilai merupakan ikhtiar bersama demi melahirkan generasi Lamongan yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing global.
Kontributor: M. Said








