SURABAYA lintasjatimnews – Dalam momentum peringatan Hari Ibu, Kepanduan Hizbul Wathan kembali menegaskan kedudukan mulia seorang ibu sebagai fondasi utama pembentukan karakter generasi bangsa. Ibu bukan sekadar sosok yang melahirkan, tetapi pribadi agung yang mengandung, membimbing, mendidik, dan mencurahkan cinta tanpa batas sejak anak masih berada dalam kandungan hingga dewasa.
Wakil Ketua Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur, Murni Novida Wardany, S.Pd, menyampaikan bahwa ibu layak diposisikan sebagai ratu dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Menurutnya, kemuliaan ibu tidak dapat diukur dengan materi atau simbol perayaan semata.
“Ibu adalah seorang ratu yang harus diagung-agungkan dan dipuja-puja. Karena ibu bak sebuah samudera yang berisi segala kekayaan alam yang tiada habisnya. Dari rahim dan kasih sayangnya, lahir generasi yang menentukan masa depan peradaban,” tegas Murni.
Ia menjelaskan bahwa peran ibu sebagai madrasah pertama dimulai jauh sebelum anak lahir ke dunia. Pendidikan sejati, kata dia, sudah berlangsung sejak masa kehamilan, ketika seorang ibu menanamkan nilai, emosi, dan sikap hidup kepada janin yang dikandungnya.
“Ibu membimbing anaknya sejak dalam kandungan. Tidak hanya mengenalkan nutrisi makanan, tetapi juga mengenalkan sikap terpuji, rasa senang, sedih, bahkan emosi. Semua itu direkam dan dipelajari oleh janin sebagai bekal kehidupannya kelak,” ungkap perempuan yang tinggal di Batu ini
Lebih lanjut, Murni menekankan pentingnya perempuan—baik sebagai ibu maupun calon ibu—untuk memiliki pendidikan yang baik dan kecerdasan yang utuh. Pendidikan perempuan bukan semata untuk kepentingan pribadi, melainkan investasi jangka panjang bagi kualitas generasi bangsa.
“Sebagai seorang ibu atau calon ibu, perempuan harus berpendidikan dan bisa smart. Karena dari rahim perempuan cerdas akan lahir anak-anak yang berpikir jernih, berakhlak, dan berdaya saing,” jelas ibu tiga putra putri ini
Ia juga menyoroti kepekaan luar biasa yang dimiliki seorang ibu. Kepekaan ini, menurutnya, sering kali melampaui logika dan pengetahuan rasional.
“Ibu sering kali tahu lebih dulu sebelum anak bercerita. Kepekaan seorang ibu adalah anugerah Allah yang tidak dimiliki oleh siapa pun,” ujar guru SMP Negeri di Batu ini
Dalam konteks peringatan Hari Ibu, Murni mengingatkan agar makna perayaan tidak direduksi menjadi sekadar pemberian hadiah. Hari Ibu, kata dia, seharusnya menjadi ruang refleksi bagi setiap anak tentang sikap dan perbuatan yang telah dilakukan untuk membahagiakan orang tua.
“Peringatan Hari Ibu sejatinya bukan soal hadiah apa yang diberikan, tetapi perbuatan apa yang sudah kita lakukan agar ibu bangga memiliki kita sebagai anak,” tandas suami Muad Roziqin ini
Menutup pesannya, Murni menegaskan bahwa ibu adalah makhluk mulia yang diciptakan Allah dengan cinta yang nyaris tak bersyarat. Ia pun menyampaikan ucapan selamat Hari Ibu dengan penuh ketulusan.
“Selamat Hari Ibu untukku dan semua ibu di mana pun berada. Tetaplah menjadi ibu berhati mulia dan berpendidikan, demi melahirkan anak-anak hebat yang akan menerangi dunia,” pungkasnya.
Reporter Fathurrahim Syuhadi








