SEMARANG lintasjatimnews – H. Maftuh Asmuni, Lc., S.Ag., Dipl.T., M.Pd. adalah sosok pendidik dan dai yang tumbuh dari tradisi keilmuan pesantren dan menapaki jalan pengabdian dengan ketekunan. Di usia 51 tahun, ia dikenal luas sebagai pakar ilmu faraidh, penggerak dakwah, sekaligus pengelola lembaga pendidikan. Lahir dan dibesarkan di Demak, Jawa Tengah—daerah yang kental dengan tradisi Islam—ia kini menetap di Kota Bekasi dan terus mengabdikan diri bagi umat.
Lingkungan keluarga menjadi fondasi awal pembentukan karakter dan kecintaan H. Maftuh Asmuni pada ilmu agama. Ayahnya, Kyai Asmuni, adalah guru Madrasah Diniyah sekaligus guru ngaji yang tekun mendidik masyarakat. Ibunya, Maftuhah, merupakan Ketua Muslimat NU Desa Serangan, Bonang, Demak—sebuah peran yang menanamkan nilai kepemimpinan, pengabdian, dan keteladanan. Jejak pesantren juga mengalir kuat dalam keluarganya; sang paman dikenal sebagai pendiri Pesantren Al Ibriez di Desa Serangan. Dari rumah inilah ia belajar bahwa ilmu harus ditautkan dengan amal dan pelayanan.
Seusai menamatkan SMA, H. Maftuh Asmuni merantau ke Jakarta. Keputusan hijrah ini membuka lembaran panjang perjuangan intelektualnya. Pendidikan strata satu ditempuh di LIPIA Jakarta dan Universitas Al Aqidah, yang mengokohkan dasar keilmuan syariah dan bahasa Arab.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan diploma tinggi di King Saud University, Riyadh, Arab Saudi—pengalaman akademik yang memperluas horizon keilmuan dan jejaring internasional. Ia sempat menempuh studi S2 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, meski tidak sampai selesai. Di kemudian hari, pengalamannya menempuh pendidikan magister memperkaya perspektifnya tentang tata kelola pendidikan tinggi dan kebutuhan mahasiswa aktif.
Dalam kehidupan keluarga, H. Maftuh Asmuni didampingi istri tercinta, Dadah Kholidah, S.Pd., yang menjabat sebagai kepala pesantren putri di Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah (YAPIDH) Bekasi. Mereka dikaruniai tiga anak yang tumbuh dalam suasana religius dan akademik. Anak pertama, Syaima Naila Himayati, berada di semester akhir UIN Syarif Hidayatullah; anak kedua, Abdullah Akif, mahasiswa semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; keduanya telah menghafal Al-Qur’an. Anak ketiga, Atqona Nihlah, saat ini duduk di kelas 3 SDIT YAPIDH Bekasi.
Pengabdian H. Maftuh Asmuni di dunia pendidikan antara lain diwujudkan melalui pengajaran di Pesantren Ar Ridwan Jakarta. Ia juga pernah mengemban amanah sebagai kepala pesantren di Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah dan kini menjabat sebagai sekretaris yayasan yang menaungi lembaga pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Di ranah akademik, ia menjadi anggota senat Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah.

Dakwahnya menjangkau berbagai masjid dan majelis taklim. Ia dikenal sebagai pakar ilmu faraidh—bidang fiqih yang menuntut ketelitian dan pemahaman mendalam—serta konsisten menyederhanakan ilmu agar mudah dipahami umat.
Dalam organisasi, ia aktif sebagai Sekretaris IKADI Kota Bekasi dan pendiri Forum Dai Muda Bekasi. Pengalaman politiknya tercatat sebagai Ketua Dewan Etik Daerah (DED) PKS Kota Bekasi, menegaskan komitmennya pada etika dan integritas publik.
Sebagai penulis, H. Maftuh Asmuni produktif melahirkan karya-karya keislaman, antara lain Fiqih Ta’amul Ma’al Qur’an, Fiqih Ramadhan, Fiqih Qurban, Fiqih Faraidh, Amalan Berpahala Besar, dan Melihat Surga di Depan Mata. Ia juga menulis berbagai buku ajar untuk SD, SMP, dan SMA Islam, serta menerjemahkan Ensiklopedi Fiqih Umar.
Salah satu kisah unik dalam perjalanan akademiknya terjadi saat wisuda. Seorang muridnya Tri Manah, anggota senat UNISSULA sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi—mewisuda sang guru. Peristiwa ini menjadi simbol keberkahan ilmu dan estafet kepemimpinan intelektual.
Tentang pengalamannya menempuh studi MPAI di UNISSULA, ia berkesan pada akses kemudahan bagi mahasiswa yang aktif, kepedulian dosen, idealisme perguruan tinggi yang terjaga, serta biaya yang terjangkau. Semua itu mempertegas keyakinannya: pendidikan bermutu lahir dari kepedulian, keteladanan, dan keberpihakan pada mahasiswa.
Reporter Fathurrahim Syuhadi








