JAKARTA lintasjatimnews – Komitmen Kabupaten Lamongan dalam membangun budaya sekolah berwawasan lingkungan kembali membuahkan hasil di tingkat nasional. Sebanyak sepuluh sekolah dari berbagai jenjang di Lamongan ditetapkan sebagai penerima Penghargaan Adiwiyata 2025 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam seremoni nasional di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis (11/12/2025). Para kepala sekolah hadir didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lamongan, Andhy Kurniawan, serta Kabid SMP Dinas Pendidikan Lamongan, Nunggal Isbandi, S.Pd., M.Pd.
Lamongan tercatat meloloskan sembilan sekolah sebagai penerima Adiwiyata Nasional 2025, yaitu: SMP Negeri 1 Pucuk, SMP Negeri 1 Maduran, SMP Negeri 1 Tikung, SMP Negeri 1 Sugio, SMP Negeri 3 Sugio, SMP Negeri 1 Sambeng, SMP Negeri 1 Ngimbang, SD Negeri 2 Sedayulawas, Brondong, dan SD Negeri 1 Mantup. Adapun satu sekolah, SD Negeri 2 Tambakrigadung, berhasil naik kelas sebagai penerima Adiwiyata Mandiri 2025, predikat tertinggi dalam program Adiwiyata.
Keberhasilan sepuluh sekolah ini menegaskan posisi Lamongan sebagai salah satu daerah dengan perkembangan paling progresif dalam implementasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
Tahun 2025 mencatat lonjakan besar penerima penghargaan Adiwiyata secara nasional. KLHK menetapkan 258 Sekolah Adiwiyata Mandiri dan 721 Sekolah Adiwiyata Nasional dari 31 provinsi. Peningkatan ini mencapai hampir 40 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq dalam sambutannya mengungkapkan, dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penerima Adiwiyata Nasional meningkat 40,82 persen dan Adiwiyata Mandiri naik 24,04 persen, Hal ini menandakan komitmen yang terus tumbuh dari berbagai wilayah. Ia juga menegaskan bahwa capaian tersebut menunjukkan kesadaran baru dunia pendidikan terhadap krisis iklim.
“Penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi amanah untuk memperkuat pendidikan lingkungan. Tekanan iklim semakin nyata, dan sekolah memiliki peran strategis membentuk generasi yang peduli serta tangguh,” ujar Hanif.
Ia menambahkan bahwa sekolah yang lolos penilaian merupakan lembaga yang benar-benar menerapkan pembiasaan lingkungan, mulai dari pengelolaan sampah, konservasi air, ruang hijau, hingga integrasi materi lingkungan ke dalam pembelajaran.

Pencapaian Lamongan bukan sekadar hasil penilaian administratif, tetapi buah dari proses panjang pembinaan dan kolaborasi. Seluruh sekolah penerima telah menjalankan praktik PBLHS secara konsisten, bahkan sebagian telah membina sekolah lain hingga layak meraih predikat Adiwiyata Mandiri.
Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Lamongan selama ini aktif mendampingi sekolah melalui pelatihan, asistensi lapangan, hingga penguatan unit kegiatan lingkungan di satuan pendidikan.
Peningkatan jumlah sekolah Adiwiyata di Lamongan juga beriringan dengan meningkatnya jumlah calon penerima adiwiyata di tingkat nasional. Pada 2025, Indonesia mengajukan 372 calon Mandiri dan 974 calon Nasional, menandakan antusiasme daerah yang semakin besar.
Menteri Hanif juga memperingatkan bahwa bencana hidrometeorologi yang terjadi di berbagai wilayah—termasuk banjir bandang dan longsor di Sumatra—merupakan alarm serius bahwa ekosistem sedang berada pada batasnya.
KLHK saat ini sedang meninjau ulang berbagai persetujuan lingkungan di daerah terdampak, serta mengaudit delapan perusahaan di Batang Toru untuk memastikan pembangunan tidak melampaui daya dukung lingkungan.
Selain itu, KLHK memperkuat aspek edukasi dengan menggandeng Kementerian Agama guna menyusun konsep ekoteologi, yaitu integrasi nilai keagamaan dalam kesadaran ekologis di sekolah-sekolah berbasis agama.
Capaian sepuluh sekolah Lamongan menjadi bukti bahwa gerakan pendidikan lingkungan di daerah ini berkembang melalui kolaborasi kuat lintas sektor. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk memperluas pembinaan sehingga lebih banyak sekolah mampu melangkah ke tingkat provinsi, nasional, hingga mandiri.
Acara penganugerahan ini juga dihadiri kepala daerah, unsur DLH dan Disdik dari seluruh Indonesia, perwakilan Kementerian Agama, dunia usaha, dan lembaga mitra lingkungan.
Reporter: M. Said








